Gandeng PGN, Pemerintah akan Bangun Pipa WNTS untuk Alirkan Gas dari Natuna
Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah diketahui akan membangun pipa gas dari West Natuna Transportation System (WNTS) yang akan mengalirkan gas dari Wilayah Kerja Natuna. Asal tahu saja, selama ini gas dari natuna hanya diekspor ke Singapura.

Koordinator Program Migas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal Fajar Muttaqien mengatakan, untuk pembangunan pipa gas ini, pemerintah akan menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Ada juga ruas yang akan dibangun PGN, ruas pipa WNTS yang nantinya akan mengalirkan gas dari Natuna yang selama ini tidak ada offtaker gas, selama ini offtaker-nya hanya diekspor," ujar Rizal dalam webinar Menelisik Kesiapan Pasokan Gas untuk Sektor Industri dan Pembangkit, Rabu 28 Februari.

Rizal berharap dengan adanya pembanguna pipa tranmsi ini dapat memneuhi kebuthan domestik secara optimal.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, dalam rangka mendukung dan memenuhi kebutuhan dalam negeri khusus industri maupun pembangkit listrik, pemerintah terus meingnkatkan pembangunan infrastruktur dan pipa transmisi gas bumi.

Ia merinci, beberapa infrastruktur gas bumi yang sedang dibangun adalah pipa ruas transmisi Cisem I Semarang-Batang yang telah dibangun dengan APBN dan akan dilanjutkan tahap II untuk ruas Batang-Kandang Haur Timur.

"Nantinya juga akan dibangun ruas Dumai-Sei Mangkei. Dua ruas ini dibangun dengan APBN semata-mata adalah untuk mendapatkan biaya penyaluran yang lebih murah, lebih rendah dibandingkan dibangun oleh swasta," lanjut dia.

Rizal menambahkan, dengan pembangunan kedua pipa transmisi ini sebagai backbone pengaliran gas bumi dari Arun sampai ke Gresik yang nantinya akan tersambung, diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan gas bumi terutama di Jatim yang saat ini mengalami kelebihan pasokan.

Dikatakan Rizal, pemerintah juga memiliki program pengembangan pipa LNG skala kecil untuk mengamankan pasokan energi di daerah-daerah yang terkendala faktor geografis seperti di pulau-pulau.

"Ini terutama di bagian timur Indonesia lewat program gasifikasi pembangkit berbahan bakar diesel untuk nantinya dikonversi menjadi BBG," pungkas Rizal.