JAKARTA - Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo menyampaikan bahwa sebanyak 190 proyek strategis nasional (PSN) telah rampung dibangun sepanjang periode 2016 hingga Desember 2023, dengan total nilai mencapai Rp1.515,4 triliun.
"Di luar itu, ada juga proyek-proyek infrastruktur yang sudah selesai sebagian, ini ada nilainya juga. Ada juga infrastruktur yang masih dalam konstruksi, ini ada nilainya juga. Jadi selama ini kita tidak hanya Rp1.500-an triliun, (mungkin) lebih dari itu karena ada yang sudah beroperasi sebagian dan masih konstruksi, di mana ini semua memberikan dampak multiplier effect," kata Wahyu dalam media briefing di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 7 Februari.
PSN yang selesai dibangun sepanjang 2023 berjumlah 37 proyek dengan total nilai mencapai Rp475,4 triliun. Sebanyak 37 proyek tersebut termasuk 7 bendungan, 3 pelabuhan, 5 jalan tol, 4 kawasan, 5 kereta, 3 bandara, 1 energi, 1 pendidikan, 1 teknologi, 5 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), dan 2 ketenagalistrikan.
Pada 2016, pemerintah telah rampung membangun 20 PSN dengan nilai sebesar Rp33,3 triliun. Kemudian 10 PSN dengan nilai Rp61,4 triliun yang selesai pada 2017, 32 PSN senilai Rp207,4 triliun yang selesai pada 2018, 30 PSN senilai Rp165,3 triliun yang selesai pada 2019, 12 PSN senilai Rp123,1 triliun yang selesai pada 2020, 24 PSN senilai Rp125,9 triliun yang selesai pada 2021, serta 25 PSN senilai Rp320 triliun yang selesai pada 2022.
Wahyu mengingatkan bahwa ketersediaan infrastruktur sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi di suatu negara. Berbagai kajian internasional menyebutkan rata-rata infrastructure stock harus mencapai 70 persen.
Wahyu mengatakan, pembangunan infrastruktur harus terus digencarkan. Apalagi, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi negara maju pada 2045. Saat ini rata-rata infrastructure stock Indonesia masih berkisar di angka 45 persen.
BACA JUGA:
Sementara itu, Wahyu mengingatkan infrastruktur yang sudah selesai dibangun juga tetap harus didorong sehingga dapat menghasilkan sumber pembiayaan yang bisa digunakan oleh pemerintah serta memberikan manfaat dengan efek berganda (multiplier effect).
"Tentunya perencanaan (pembangunan infrastruktur) ini harus bisa diperbaiki prosesnya, baik mengenai hal-hal penyusunan desain, pengadaan tanah, dan juga mungkin terkait dengan pemanfaatannya ini juga harus ditingkatkan agar infrastruktur yang dibangun bisa memberikan multiplier effect yang besar," kata Wahyu.