Bagikan:

JAKARTA - PT PLN Indonesia Power (IP) akan mulai mulai merintis pembangunan Proyek Hijaunesia di tahun ini dengan membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 1.06 Gigawatt.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP Bernadus Sudarmanta menargetkan hingga akhir tahun 2024 pihaknya bisa mengeksekusi pembangkit dengan kapasitas 500 MW di 5 lokasi.

Ia merinci, dari 1,06 GW tersebut, 1 GW berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sementara 60 MW berasal dari turbin angin. Untuk PLTS, tiga PLTS akan berupa PLTS terapung dan dua lainnya merupakan land based, sementara 500 MW sisanya akan diproses.

"Jadi ini bertahap pengembangannya 1.000 yg memungkinkan diakselarasi dan paling tidak mendekati selesai syukur-syukur bisa konek ke grid di 500 MW yang kemudian 500 MW proses," ujar Bernadus yang dikutip Jumat 2 Februari.

Bernadumenyebbut 3 PLTS terapung tersbut antara lain PLTS di Bendungan Jatigede, PLTS Gajah Mungkur dan PLTS Kedung Ombo.

Terkait tantangan yang dihadapi dalam pengembangan proyek ini, bernadus mengatakan pihaknya opaling banyak menghadapi permasalahan penyediaan lahan, mengurus perizinan serta masalah pendanaan.

"Memang salah satu yang kita coba selesaikan itu kan dilema antara biaya dengan tuntutan local content. Kita juga diminta memenuhi peraturan TKDN tapi satu sisi harus memenuhi target tarif yang sudah diatur dalam Perpres emang ini cukup menantang," beber dia.

Dikatakan Bernadus pihaknya seringkali jika PLN IP mengejar biaya pokok yang rendah, pihaknya harus meminta relaksasi TKDN yang bisa menimbulkan tantangan tersendiri.

Selain tantangan di atas, Bernadus juga menyebut tantangan lain yang harus dihadapi berasal dari internal PLN yang masih melakukan optimasi sistem karena menerima listrik yang berasal dari PLTS.

"Jadi tantangan itu yg menyebabkan kita serta merta mendapatkan karpet merah ketika renewable energy utility akan dibangun jadi mesti ada kompromi kesepakatan bersama bagaimana green atau energi transition dapat tercapai tapi juga keekonomiannya stabilitas dan sustainability bisa terjaga," pungkas Bernadus.