JAKARTA - Pertamina EP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) melakukan tajak sumur eksplorasi Julang Emas (JLE)-001 di lokasi pengeboran eksplorasi Kabupaten Banggai Sulawesi tengah.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro mengatakan, pengeboran eksplorasi ini dimaksudkan untuk menguji dan mengevaluasi potensi kandungan migas dengan jumlah sumber daya yang akan dibuktikan kurang lebih 40 MMBOE (Million Barrels of Oil Equivalent) dari 2 formasi target.
“Upaya ini dilakukan SKK Migas dan KKKS dalam rangka menemukan cadangan migas baru atau giant discovery untuk memenuhi kebutuhan energi nasional,” ujar Hudi dalam keterangannya kepada media, Kamis, 1 Februari.
Program pengeboran sumur eksplorasi direncanakan kurang lebih 80 hari sampai dengan tes produksi selesai dan telah dimulai pada Selasa 30 Januari.
Asal tahu saja, pengeboran on shore ini merupakan rangkaian pengeboran eksplorasi Indonesia tengah di Wilayah Sulawesi yang sebelumnya sudah mengerjakan pengeboran Eksplorasi East Wolai (EWO)-001 dan West Wolai (WWO)-001 pada kuartal 4 tahun 2023.
Sumur Julang Emas (JLE)-001 yang terletak di lapangan Donggi, tepatnya di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah tersebut akan dibor secara directional menggunakan Rig PDSI #04.3 dengan rencana kedalaman akhir sumur di 2000an mMD (metre measured depth).
BACA JUGA:
-
| EKONOMI
KESDM Minta Kenaikan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Ditinjau Lagi
31 Januari 2024, 10:25 -
| EKONOMI
RI-Venezuela Kerja Sama Migas, Menteri ESDM: Tingkatkan Hubungan Negara Selatan-selatan
27 Januari 2024, 14:19
SKK Migas berharap pengoboran sumur Julang Emas (JLE)-001 dapat menemukan cadangan migas yang masif, sehingga memberikan kontribusi real bagi negara untuk mendukung program 1 Juta Barel (BOPD) dan 12 Miliar kaki kubik gas (BSCFD) di tahun 2030.
Hudi menambahkan, pengeboran atau eksplorasi di wilayah Sulawesi saat ini gencar dilakukan karena Sulawesi memiliki potensi migas yang luar biasa.
“Ini starting point yang luar biasa, di awal tahun 2024, karena eksplorasi yang masif tentu dapat memberikan dampak positif dan upaya yang dilakukan untuk menaikan produksi migas nasional,” pungkas Hudi.
Terkait
