Disebut Sepi Pemumpang, KCIC: Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil di Angka 50 Persen
Kereta Cepat Whoosh (Foto: dok. KCIC)

Bagikan:

JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Kereta Cepat Whoosh membantah bahwa moda transportasi tersebut sepi penumpang. KCIC menekankan bahwa okupansi penumpang stabil di angka 50 persen.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan bahwa minat masyarakat menggunakan Kereta Cepat Whoosh rute Jakarta-Bandung ini sangat positif.

“Dapat kami sampaikan bahwa sejauh ini okupansi Kereta Cepat Whoosh masih stabil di atas 50 persen dan minat masyarakat menggunakan kereta Whoosh sangat positif,” kata Eva kepada wartawan, Rabu, 31 Januari.

Berdasarkan data penjualan, kata Eva, sejak dioperasikan secara komersial pada 17 Oktober 2023 sampai dengan 28 Januari 2023 kereta cepat Whoosh telah beroperasi secara resmi selama 104 hari dengan tiket berbayar.

“Pada kurun waktu 104 hari beroperasi terdapat 1.519.561 tiket yang terjual dari total ketersediaan tempat duduk sebanyak 2.166.605. Berdasarkan data tersebut maka secara keseluruhan rata-rata okupansi Whoosh mencapai 70,1 persen per hari,” jelasnya.

Dari data volume penumpang tersebut, sambung Eva, KCIC melihat antusias masyarakat sejak awal beroperasi hingga saat ini terus positif untuk menggunakan Whoosh sebagai moda transportasi publik pilihan.

“KCIC juga menambah jumlah perjalanan kereta Whoosh yang awalnya hanya 14 perjalanan per hari, hingga saat ini menjadi 40 perjalanan perhari untuk dapat mengakomodir masyarakat yang akan beraktifitas di wilayah Jakarta-Bandung,” ucapnya.

Eva bilang melalui penambahan jumlah perjalanan tersebut kapasitas angkut bertambah dan pilihan jadwal menjadi lebih banyak. Sehingga diharapkan dapat terus menarik minta masyarakat untuk menggunakan kereta Whoosh.

“KCIC mengapresiasi seluruh masyarakat yang telah menggunakan transportasi publik Kereta Cepat Whoosh, mengingat salah satu tujuan dari kereta Whoosh yakni memindahkan para pengguna transportasi pribadi agar dapat beralih ke transportasi publik yang ramah lingkungan dengan waktu yang lebih efisien,” jelasnya.

Eva juga bilang KCIC juga menerapkan strategi lainnya untuk terus meningkatkan minat masyarakat agar menggunakan transportasi publik. Salah satunya, penerapkan tarif dinamis atau dinamic pricing pada perjalanan kereta Whoosh.

Penerapan Dynamic Pricing atau tarif dinamis sendiri sudah dipublikasikan sejak awal kereta Whoosh resmi berbayar di Oktober 2023. Ini juga menjadi salah satu strategi yang telah di programkan sejak awal untuk terus meningkatkan volume penumpang seiring dengan program peningkatan kapasitas angkut.

“Sehingga penerapan dinamic pricing ini bukan dilakukan karena perjalanan kereta Whoosh sepi penumpang,” kata Eva.

Dynamic Pricing adalah penentuan harga yang dilakukan tergantung demand dari penumpang. Penerapan dynamic pricing sendiri sudah dilakukan secara bertahap pada layanan kereta Whoosh sejak Desember 2023, dimana awalnya tarifnya dibedakan antara hari kerja dan akhir pekan.

Saat ini skema baru penerapan dynamic pricing menjadi lebih fleksibel dimana faktornya menjadi berdasarkan jam sibuk (peak hour) atau jam non sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non liburan (low season), atau hari kerja ataupun akhir pekan.

Eva juga bilang penerapan skema dynamic pricing ini memungkinkan penumpang mendapatkan tiket Whoosh dengan harga yang lebih hemat bila melakukan perjalanan di waktu tertentu.

“Dengan skema baru dinamic pricing tersebut maka harga tiket juga lebih beragam. Variasi tarif mulai dari Rp150.000, Rp175.000, Rp200.000, Rp225.000, hingga Rp250.000 untuk kelas premium ekonomi tergantung waktu keberangkatan Whoosh,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial X, layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh disebut sepi penumpang. Bahkan, ada pula yang menyebut bahwa moda transportasi ini tidak terlalu laku alias tidak diminati masyarakat.

Informasi tersebut disampaikan oleh akun bernama @reinharthrm. Dalam unggahannya, dia menyertakan unggahan foto yang menggambarkan keadaan gerbong Whoosh yang telihat sangat sepi. Bahkan, ada juga yang menyebut layanan Whoosh dinilai tak terlalu laku.

“Whoosh kondisinya sepi begini. Posisi kereta udah jalan, bukan nunggu penumpang,” tulis akun tersebut dikutip, Selasa, 30 Januari.