Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah atau Smesco Indonesia bakal bekerja sama dengan perusahaan Jepang untuk membuat kemasan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, selama ini kemasan produk UMKM belum baik. Menurutnya, apabila Indonesia ingin berkembang, terutama untuk ekspor produk UMKM, perlu ada peningkatan dari segi packaging atau kemasan. 

Oleh karena itu, dia bilang perlu bekerja sama dengan perusahaan yang paling andal dalam hal packaging, yakni Jepang.

"Saya juga berencana ke Jepang untuk ketemu dengan perusahaan pengemasan nomor satu di Jepang. Kenapa? karena saya mikirnya kalau Indonesia mau maju, produknya sudah siap baik dari BPOM-nya, dari quality control-nya, rasanya, kemasannya juga harus benar. Kalau mau belajar pengemasan belajar dari yang paling jago, Jepang," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Jumat, 26 Januari.

Pria yang kerap disapa Leo itu pun tak menutup kemungkinan bahwa kerja sama tersebut nantinya mendatangkan investasi, seperti ingin membangun pabrik kemasan di Indonesia. Dengan demikian, nantinya produk UMKM bisa lebih berkelas, utamanya dari segi pengemasan, dalam ajang pameran dagang atau trade show berskala internasional ke depan.

Meski begitu, Leo belum dapat memastikan kapan waktu trade show tersebut diselenggarakan. Dia memperkirakan kemungkinan pada kuartal III 2024 ini. Sebab, pihaknya perlu melihat terlebih dahulu kapan pembeli luar negeri ke Asia.

"Intinya, packaging harus lebih baik. Jadi, rencananya itu masih di kuartal III (2024) mungkin. Karena ada siklus dari buyer ini harus diperhatikan kapan adanya di regional showcase Asia. Mungkin bisa barengan trade expo dari Kemendag, kami cari lagi nanti kalendernya seperti apa," tuturnya.

Menurut Leo, dengan menggelar pameran dagang atau trade show berskala internasional, nantinya para pembeli dapat langsung berinteraksi dengan buyer. Sehingga, diharapkan dapat mendorong ekspor UMKM.

Rencananya, pameran dagang tersebut akan digelar di Bali dengan fokus di sektor makanan dan minuman serta kecantikan dan kesehatan. Leo menilai, Bali menjadi tempat perputaran ekonomi.

"Saya rasa trade show paling baik itu yang ketemu langsung dengan buyer-nya, tapi tematik dan fokus. Ini kami rencanakan untuk bisa terjadi di Bali. Karena di Bali itu untuk food and beverage, juga wellness and beauty akan baik sekali. Di sana juga hadir kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sanur," imbuhnya.