Tays Bakers Tambah Modal melalui Penerbitan MTN Rp31,46 Miliar
Foto: Dok. Tays Bakers

Bagikan:

JAKARTA - Produsen camilan merek Tricks, PT Jaya Swarasa Agung Tbk. (TAYS) atau Tays Bakers menambah modal kerja melalui penerbitan medium term notes (MTN) senilai 2 juta dolar AS atau setara Rp31,46 miliar.

CEO Tays Bakers Alexander Anwar menjelaskan penerbitan MTN ini adalah bentuk komitmen TAYS untuk menjamin stabilitas keuangan perusahaan dalam jangka menengah, sekaligus untuk mendukung berbagai kegiatan perusahaan.

"Langkah ini juga merupakan bentuk dedikasi kami untuk memberikan nilai lebih bagi para pemangku kepentingan kami," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Kamis 25 Januari.

Nilai jumlah pokok MTN sebesar 2 juta dolar AS atau setara dengan Rp31.462.000.000 (Rp31,46 miliar) dengan asumsi kurs tengah sebesar Rp15.731 per dolar AS. MTN ini diterbitkan dengan tenor 3 tahun dan tingkat bunga 4 persen per tahun, yang akan dibayarkan setiap 6 bulan (semi-annual).

Dana dari MTN ini akan digunakan untuk modal kerja yang terdiri antara lain untuk pembelian bahan baku, bahan pembantu produksi, bahan bakar, barang kemasan, serta biaya overhead. Bertindak sebagai agen pembayaran MTN adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan penatalaksana penerbitan adalah PT Aldiracita Sekuritas Indonesia.

"Penerbitan MTN ini merupakan salah satu dari berbagai persiapan investasi dan modal kerja untuk produk-produk baru, yang akan mendorong kinerja perusahaan di tahun 2024 mendatang," jelas Alexander Anwar.

PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) didirikan pada tahun 1998 dengan lokasi pabrik di Tangerang. Tays Bakers bergerak di bidang industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang berfokus di pasar makanan ringan.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, pada tahun 2014 PT Jaya Swarasa Agung Tbk berkembang menjadi empat unit bisnis, yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack, dan Confectionary Chocolate. TAYS Chart by TradingView Sementara itu, TAYS sedang membangun pabrik berkapasitas 800 ton per bulan yang ditargetkan beroperasi akhir 2024.