Menko Airlangga: Surplus Perdagangan RI Beri Stimulus bagi Masyarakat dan Dunia Usaha
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai surplus neraca perdagangan selama 44 bulan berturut-turut yang dicapai Indonesia dapat memberikan stimulus bagi dunia usaha.

“Surplus neraca perdagangan di 2023 sebesar 36,93 miliar dolar AS dan untuk pertama kalinya kita juga mencapai surplus tahunan dengan China. Capaian surplus ini menciptakan ruang kapasitas fiskal serta memberikan stimulus bagi masyarakat dan dunia usaha,” kata Airlangga dikutip dari ANTARA, Kamis, 18 Januari.

Dia juga mengatakan, pemerintah akan terus memitigasi berbagai dampak tantangan global yang masih terus bergulir.

Dalam jangka pendek, pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat, investasi, dan stabilitas makro ekonomi.

Neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencatatkan surplus sebesar 2,06 miliar dolar AS, kemudian dengan India surplus 14,5 miliar dolar AS, dengan Uni Eropa surplus 0,89 miliar dolar AS.

"Cadangan devisa 2023 meningkat pesat menjadi 146,4 miliar dolar AS, ini salah satu didukung oleh pencapaian regulasi devisa hasil ekspor sumber daya alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023,” jelas Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi, menurut Airlangga, akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong.

Pertama, peningkatan ekonomi berkelanjutan melalui transisi energi dan perbaikan penyimpanan karbon (carbon storage) dengan didukung strategi pembiayaan berkelanjutan ramah lingkungan.

Kedua, peningkatan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi. Ketiga, peningkatan produktivitas melalui inovasi digital dan penyiapan sumber daya manusia.

Keempat, melanjutkan reformasi struktural dan transformasi ekonomi melalui penguatan infrastruktur, kelembagaan, dan kemudahan perizinan berusaha, serta hilirisasi industri, untuk produk strategis seperti semikonduktor.

Dan kelima, peningkatan peran intermediasi sektor keuangan terutama untuk mendorong usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).

“Kita juga harus terus mengupayakan Indonesia di dalam forum-forum internasional yang akan menerapkan standar tinggi seperti masuknya Indonesia di dalam OECD. Di mana OECD akan membuka akses pasar dan menjamin bahwa investasi yang dilakukan berbasis juga keamanan para investornya,” tuturnya.

Airlangga menambahkan, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia akan memastikan penyelenggaraan pemilihan umum berjalan secara aman, jujur, dan adil.

Dengan adanya pemerintahan yang baru, pemerintah akan tetap berkomitmen melanjutkan reformasi struktural untuk menghadirkan iklim berusaha yang sehat demi penciptaan lapangan kerja.

“Semangat dan optimisme yang sudah kita miliki hari ini tentu perlu didukung oleh semua pihak termasuk para stakeholder dan para wealth customer dari Standard Chartered Bank yang diharapkan akan menjadi pemain ekonomi dan menjadi kunci untuk pencapaian tujuan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di tahun 2045,” terang Menko Airlangga.