Bagikan:

JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya berhadapan dengan badan usaha milik negara (BUMN) saat mengurus pembangunan beberapa proyek.

Menurut dia, perusahaan pelat merah kerap kali mematok harga yang cukup tinggi.

Hal ini diungkapkannya dihadapan para pengusaha dalam Dialog Capres 02 Prabowo Subianto bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Djakarta Theater, Jumat, 12 Januari.

Awalnya, Prabowo bilang dirinya sebagai Menteri Pertahanan sedang membangun rumah sakit dan juga kampus militer. Ia pun menghubungi perusahaan pelat merah untuk mengerjakan proyek tersebut.

Namun, Prabowo mengaku kaget dengan harga yang ditawarkan perusahan BUMN. Menurut dia, angkanya terlalu tinggi.

“Saya membangun kampus, sekolah unggulan saya sedang bangun tahun ini saja 3 kampus baru, rencananya semua 8 kampus dan yang saya undang pertama adalah BUMN, saya gak sebut BUMN mana, nanti gak enak. Dia kasih anggaran tinggi banget,” kata Prabowo.

“Padahal saya juga sebeblum masuk pemerintah pengusaha juga, jadi agak ngerti lah dikit-dikit ngerti, ini kok mahal banget,” sambungnya

Prabowo pun membuat perbandingan. Ia mengaku mengubungi pihak swasta dan harga yang ditawarkan jauh berbeda dengan BUMN. Bahkan, Prabowo bilang waktu pengerjaannya pun lebih cepat dari yang ditawarkan BUMN.

“Saya mau kasih ke BUMN, hanya gimana waktunya lebih lama, harganya tinggi, aku kasih ke swasta. Aku tunjuk swasta, jadi itu barang. Rumah sakit, rumah sakit militer saya kira yang terbesar di Asia Tenggara. 1.000 tempat tidur, 136 ICU, 26 lantai, yang laksanakan adalah swasta,” ucapnya.

Dari pengalaman ini, Prabowo menilai bahwa yang terpenting bukan BUMN ataupun swasta. Namun, tujuan yang ingin dicapai. Menurut dia, persaingan sehat selama transpran.

“Kita persaingan, competition is good, silakan kompetisi, efisiensi, transparansi, kualitas, silakan,” katanya.