JAKARTA - Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyebut, adanya sejumlah tantangan yang menyebabkan kualitas produksi produk-produk dalam negeri belum berstandar internasional.
"Jadi seringkali, terutama untuk mencapai satu pasar ekspor kami itu terhalang oleh kebijakan non tariff measure (NTM)," kata Faisal kepada VOI, Kamis, 4 Januari.
Faisal mengatakan, NTM sendiri merupakan kebijakan tentang standar-standar tertentu yang kaitannya bisa mengenai standar keamanan (safety), standar tentang efisiensi penggunaan energi atau bisa juga terkait dengan dampak terhadap lingkungan.
"Nah, standar-standar kayak gitu diberlakukan di banyak negara, terutama di negara maju, Jadi, kalau usaha kecil yang berorientasi ekspor ingin masuk ke pasar negara tersebut memang perlu memenuhi standar-standar itu," ujarnya.
Dia menambahkan, ada juga tantangan lain yang menyebabkan kualitas produksi produk-produk dalam negeri belum mampu berdaya saing di pasar internasional, yakni pengenaan tarif yang tinggi.
"Tapi, selain tarif itu juga ada hambatan non tarif dan salah satu bentuknya adalah penetapan standar dari produk-produk yang boleh masuk ke satu pasar di satu negara," tutur Faisal.
Lebih lanjut, Faisal menyebut, sebagian besar UMKM dalam negeri masih belum mampu memproduksi barang sendiri. Sehingga belum mampu bersaing di pasar internasional.
"Kalau kaitannya dengan pasar internasional, ini lebih banyak sebetulnya usaha kecil atau menengah yang punya potensi go internasional. Nah, tapi kalau usaha mikro dan ultra mikro rata-rata, sih, skalanya lokal," ungkapnya.
"Dan lebih banyak juga (UMKM) bukan yang bikin barang, tapi yang menjual," tambah dia.
Sehingga, kata Faisal, diperlukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kualitas produk-produk UMKM itu sendiri agar ke depannya bisa bersaing dan menembus pasar internasional.
"(Produk) dalam negeri memang perlu ada peningkatan dari sisi standar, capacity building dan juga sertifikasi sesuai dengan standar internasional, ya," imbuhnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sentil Menteri Perdagangan (Mendag) dan Menteri Koperasi dan UMKM (Menkop UKM) mengenai kualitas produksi produk-produk dalam negeri.
Imin menilai, tidak adanya gerakan dari kedua menteri tersebut untuk meningkatkan kualitas produksi produk-produk Indonesia menjadi berskala internasional.
"Tidak ada satu gerakan yang lebih terstruktur baik dari menteri perdagangan, menteri koperasi UKM dalam satu gerakan meningkatkan kualitas ke standar internasional," katanya dalam debat cawapres dikutip dari YouTube KPU RI, Jumat, 22 Desember.
Menurut dia, produk dalam negeri seolah jalan dan berkembang sendiri.
Padahal, kata Imin, produk-produk Indonesia bisa masuk ke pasar perdagangan global kalau kualitas produksi punya standar yang baik.
"Saya sampai hari ini sangat prihatin, kami tidak ada satupun yang terus meng-upgrade secara masif kualitas dan standar," ungkapnya.