JAKARTA - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam paparannya menyatakan akan meningkatkan rasio pajak menjadi 23 persen. Pernyataan ini kemudian kembali ditanyakan oleh Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Mahfud menyebut target byang ditetapkan oleh Prabowo dan Gibran tidak masuk akal. Pasalnya dengan target tersebut maka pertumbuhan ekonomi akan diproyeksikan melonjak hingga 10 persen, padahal selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 5 hingga 6 persen.
"Kalau anda bisa naikkan rasio pajak segitu,bpertumbuhan ekonomi bisa 10 persen. Lalu bagaimana anda mau naikkan pajak? insentif pajak aja orang enga ambil," ujar Mahfud dalam Debat Calon Wakil Presiden yang disiarkan melalui kanal YouTube, Jumat, 22 Desember.
Pertanyaan ini dijawab Gibran yang mengatakan menaikkan pajak dengan rasio pajak adalah dua hal yang berbeda.
Pada segmen sebelumnya Gibran akan membentuk badan khusus penerimaan negara yang akan dikomandoi secara langsung boleh kepala negara.
"Jadi DJP (Direktorat Jenderal Pajak) dan Bea Cukai akan dilebur menjadi satu sehingga fokus pada penerimaan negara saja, tidak lagi pada masalah pengeluaran," kata Gibran.
Gibran juga menegaskan pentingnya digitalisasi. Menurutnya saat ini Kementerian Keuangan telah menyiapkan aplikasi yang masih pada tahap testing and enrichment.
"Kita melihat sudah ada core tax system yang akan disiapkan dan akan mempermudah proses bisnis dan proses administrasi, perbaiki pelayanan pajak. Misalmya nanti sistem keluar, ketika kita lapor SPT tahunan, tidak perlu lagi mengisi dan menghitung karena sistemnya sudah pre populated sehingga klik klik klik, tinggal konfirmasi dan selesai," beber Gibran.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Gibran juga kembali menyinggung mengenai hilirisasi yang merupakan kelanjutan program dari Presiden Joko Widodo.
"Sekali lagi tadi saya bicara nikel. Belum tembaga, bauksit, timah, bioetanol, bioavtur, biodiesel. Kita kalau serius benar-benar bisa jadi raja energi dunia. Tapi harus serius dan fokus dan ada keberlanjutan dan penyempurnaan," lanjut Gibran.
BACA JUGA:
Di akhir paparannya, Gibran juga kbali menegaskan jika penerimaan pajak dan rasio pajak merupakan dua hal yang berbeda.
Ia mengumpamakan jika kelak jika dirinya terpilih, pihaknya tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Justru sebaliknya, ia ingin mengembangkan kebun binatang tersebut dengan menggemukkan hewan yang ada di dalamnya.
"Artinya buka dunia usaha baru. Sekarang yang punya NPWP baru 30 persen, artinya kita harus lakukan intensifikasi dan ekspensifikasi. Saya tau negatif thingking. Kita tidak akan beratkan UMKM yang omzet di bawah Rp500 juta pajaknya 0, pengen modal 200jt KUR tanpa agunan. Engga ada yang memberatkan," pungkas Gibran.