Bagikan:

JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri meragukan besaran target fantastis pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mau meningkatkan tax ratio hingga 23 persen. Target itu bisa bikin pengusaha kabur ke luar negeri.

“Orang-orang itu barangkali pada keluar dari Indonesia. Jadi yang enggak bisa lah terlalu fantastis gitu,” ujar Faisal, Senin 29 Januari.

Tax ratio Indonesia saat ini sebesar 9 persen. Jadi, target peningkatan tax ratio sebesar 23 persen merupakan suatu hal yang gila.

“Prabowo-Gibran keren, tekadnya. Jadi sekarang itu tax ratio 9 persen, kata Gibran 23 persen. Itu naik gila banget ya,” ujarnya.

Di sisi lain, Faisal menduga Gibran tidak memahami dengan baik visi dan misinya. Dalam dokumen, dia menyebut tax ratio 23 persen yang disampaikan Gibran itu gabungan dari pajak dan penerimaan bukan pajak.

“Itu pun kegedean. Karena sekarang yang bukan pajaknya 3 persen. 9 persen tambah 3 persen sekarang itu baru 12 persen. (Target Prabowo-Gibran) 23 persen . Dalam 5 tahun tuh ya bisa aja kalau misalnya orang-orang pajak bayar pajaknya bener, Pak Prabowo bayar pajaknya bener, semua bayar pajaknya bener, bisa, tapi harus radikal gitu,” ujar Gibran.

Target perpajakan pasangan Prabowo-Gibran sempat disinggung dalam debat cawapres pada Jumat (22/12/2023). Mulanya, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menyebut bahwa target tax ratio 23 persen dari PDB yang dipatok Prabowo-Gibran tidak masuk akal.

Menjawab pertanyaan Mahfud, Gibran mengatakan dirinya dan Prabowo tidak akan lagi menggunakan strategi 'berburu di kebun binatang' untuk meningkatkan rasio perpajakan ini.

Anak Presiden Joko Widodo ini mengatakan akan melakukan ekstensifikasi dengan cara memperbanyak pembukaan usaha, sehingga jumlah wajib pajak juga ikut bertambah.

"Kita ini tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Kita ingin memperluas kebun binatangnya, kita tanami binatangnya, kita gemukkan," ujar Gibran.