Bagikan:

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menekankan penugasan impor yang diberikan kepada Perum Bulog di tahun ini bertujuan untuk mengamankan kebutuhan beras pada awal tahun 2024.

Sekaligus sebagai upaya pemerintah untuk stabilitas harga di dalam negeri.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memaparkan berdasarkan data proyeksi Kerangka Sampel Area (KSA) oleh BPS per bulan November 2023, diolah Bapanas, produksi beras bulan Januari 2024 sebanyak 930.000 ton atau terendah sejak 2021 yang rata-rata di atas 1 juta ton.

Pada Februari 2024, sambung Arief, diprediksi hanya 1,32 juta ton. Proyeksi produksi tersebut jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang di atas 2 juta ton. Sementara itu, rata-rata kebutuhan beras bulanan sebanyak 2,5 juta ton.

“Kebijakan impor memang tidak populer. Namun, mau tak mau harus dilakukan (untuk mengamankan kebutuhan beras pada awal 2024),” tuturnya dalam diskusi media di Media Centre Indonesia Maju, Jakarta, Kamis, 21 Desember.

Arief juga menekankan bahwa pemerintah selalu memantau kondisi produksi beras di lapangan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan masyarakat akan beras terpenuhi.

“Saya mau sampaikan bahwa pemerintah sangat update, selalu memantau kondisi riil di lapangan, dan memastikan kepentingan rakyat sehingga kita tidak boleh kekurangan beras,” tegas Arief.

CBP Aman hingga Juni 2024

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) aman hingga Juni 2024 mendatang.

“InsyaAllah saya cukup yakin dan laporkan ke Presiden. Sampai selesai lebaran stok (beras) pemerintah aman,” kata Bayu.

Memasuki 2024, sambung Bayu, Bulog telah bersiap untuk menghadapi ketidakpastian produksi beras dalam negeri yang bisa terjadi. Selain penyerapan dalam negeri yang terus dioptimalkan, Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan Bulog untuk mengamankan cadangan melalui importasi.

Bayu pun menegaskan, Bulog telah mengamankan pasokan beras dari luar negeri. Mengutip data Bulog, total stok beras yang dikuasai Bulog di gudang saat ini sebanyak 1,26 juta ton.

Selain itu, masih terdapat 494.000 ton beras yang masih dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog di berbagai wilayah. Tak hanya itu, masih ada sebanyak 500.000 ton beras impor dari kuota tambahan yang tengah diproses masuk.

Memasuki tahun 2024, Bayu mengatakan, pemerintah telah memberi penugasan importasi sebanyak 2 juta ton. Meskipun untuk mendapatkan beras dari luar negeri pun tidak mudah.

“Importasi semata-mata dilakukan untuk mengamankan kebutuhan dalam negeri demi mengindari adanya gejolak harga beras yang bisa berdampak buruk bagi masyarakat,” ucapnya.