Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia menjadi negara pengirim pekerja migran terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, sebanyak 44 persen dari 4,6 juta migran internasional Indonesia berjenis kelamin perempuan.

"Indonesia merupakan negara pengirim pekerja migran terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina," tutur Amalia dalam keterangannya, Rabu 20 Desember.

Selain itu, ada pengurangan 43 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia untuk ke luar negeri pekerja setiap tahunnya.

Selanjutnya, sebanyak 72 orang dari 1 juta penduduk Indonesia merupakan warga negara asing (WNA) dan 19 orang di antaranya berkewarganegaraan Tiongkok atau China.

Amalia menyampaikan jika dibandingkan dari tahun 1960 ke tahun 2020 migrasi dari negara berpendapatan rendah meningkat dua kali lipat. Sedangkan jumlah orang yang datang ke negara berpendapatan tinggi meningkat hampir tiga kali lipat.

"Sebagaian besar migran internasional berasal dari negara berpendapatan menengah, sedangkan negara tujuan utama pada Gulf Cooperation Council (GCC), atau negara yang lebih baik, atau 88% ke Arab Saudi," jelasnya.

Berdasarkan data laporan Bank Dunia untuk kategori low skilled migrant dari Indonesia yang bermigrasi ke Amerika Serikat mampu mendapatkan kenaikan pendapatan hingga 500 persen.

Menurutnya, penghasilan migran internasional dipengaruhi oleh skill, gender, usia dan kemampuan bahasa.

Secara umum, upah migran dengan dokumen resmi hampir sama dengan besaran upah nasional negara tujuan karena perolehan akses berbagai pekerjaan formal.