Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengakui jika penyaluran solar subsidi mengalami kelebihan kuota pada akhir tahun 2023.

Meski mengalami sedikit kenaikan konsumsi, pemerintah telah menugaskan kepada Pertamina sebagai badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ya ada kenaikan sedikit tapi istilahnya itu dikendalikan dengan sangat kuat. Enggak ekstrem, yang penting sisa sebulan minggu ke depan ini semua kebutuhan masyarakat dipenuhi," ujar anggota BPH Migas Saleh Abdurrahman saat ditemui di Gedung BPH Migas, Jumat, 15 Desember.

Saleh juga enggan merinci besaran kuota tambahan solar subsidi yang diberikan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di akhir tahun.

"Yang penting pesannya pemerintah itu semua kebutuhan dipenuhi. Itu aja. Ya tapi tetap kita kendalikan. Mungkin ya yang kita lihat sekarang sih aman kan enggak. Atau ada arahan menteri, arahan pemerintah kita harus jaga itu aja," lanjut Saleh.

Saleh menambahkan, BPH Migas juga telah memberikan batasan kepada Pertamina sesuai dengan prognosa terakhir dan situasi, proyeksi dan sebagainya.

Ia memastikan, jumlah yang diizinkan tidak melebihi 1,3 juta kiloliter (KL) seperti yang diusulkan Pertamina di hadapan Komisi VII DPR.

"Kita sudah kasih batas itu ke Pertamina. Enggak (sampai 13 juta KL)," beber Saleh.

Saleh mengaku pemerintah terus melakukan pengendalian kuota solar melalui aplikasi MyPertamina dan digitalisasi SPBU Pertamina.

"Semua sistem diperketat sekarang ini. QR Code-nya bagaimana cara supaya tidak bisa ditiru-tiru mereka. Jadi Insyaallah ada seminggu terakhir, dua minggu terakhir ini, pasokan solar aman," pungkas Saleh.