Bagikan:

JAKARTA - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam (ANTM) memastikan permintaan emas di dalam negeri masih tinggi.

Direktur Utama Antam, Nico Kanter menjelaskan, permintaan akan komoditas emas masih dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank central AS, The Fed.

Menurutnya, terdapat indikasi langkah moneter The Fed yang dapat mendorong meningkatnya permintaan emas karena emas masih dipandang sebagai salah satu opsi investasi.

"Oleh karena itu kami meyakini pergerakan market balance akan mengarah pada penguatan permintaan emas khususnya pasar domestik," ujarnya dalam Konferensi Pers Public Expose Live 2023 dikutip Jumat, 1 Desember.

Asal tahu saja, Antam saat ini memegang 85 persen pangsa pasar emas di dalam negeri.

Niko menambahkan, asumsi ini juga didukung oleh harga emas yang diproyeksikan mengalami sedikit penurunan dari harga saat ini yaitu di kisaran 2000 dolar AS per troy ounce menjadi 1900 per troy ounce.

"Kalau dlihat secara data historis, penurunan harga emas menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan permitnaan emas," kata dia.

Untuk itu, ia menegaskan, Antam akan berfokus pada penguatan basis pelanggan domestik, salah satunya melalui penetrasi pasar dalam negeri terutama di daerah-daerah baru yang belum ada basis Antam.

Hingga kuartal III 2023, nilai penjualan bersih Antam sebesar Rp30.90 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp26.69 triliun atau setara 86 persen dari total penjualan bersih antam sepanjang 9 bulan di tahun 2023.

Adapun produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan Antam atau sebesar Rp19,29 triliun.

Selama 9 bulan pertama, Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 908 kg atau setara 29.193 troy ounce dengan penjualan logam emas mencapai 19.469 kg.