Bagikan:

JAKARTA - Arif Mandu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sumatera Utara, menegaskan salah satu upaya membina Rumah Pangan Kita (RPK) di wilayahnya ialah dengan mengikutsertakan mereka dalam pendistribusian beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Dengan aktif berjualan produk Bulog, RPK menjalankan fungsinya untuk program stabilisasi harga nasional.

Selain itu, pemilik RPK dapat terus meningkatkan kemampuan berwirausaha.

"Mereka juga bisa menjual gula serta minyak goreng yang berasal dari gudang Bulog. Sampai saat ini, RPK-RPK di Sumut masih menjalankan usahanya meski tidak semua," ujar Arif Mandu dilansir ANTARA.

Sumut sendiri memiliki sekitar tiga ribu PRK, mayoritas berada di Medan. Dari angka tersebut, setidaknya baru sekitar 700 RPK yang aktif menjual beras Program SPHP.

Karena itu, demi meningkatkan penjualan beras Program SPHP, Perum Bulog Sumut membuka peluang bagi siapa saja untuk menjadi RPK.

Syarat menjadi RPK pun tidak sulit. Detailnya, memiliki lahan atau tempat untuk berjualan, mengisi formulir perdaftaran, menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi NIB, NPWP, serta pembelian produk.

"Tidak ada target penjualan beras Program SPHP bagi RPK. Hanya saja, mereka maksimal dapat membeli dua ton beras SPHP per minggu."

"Kami mengimbau jangan menjual beras SPHP di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yaitu Rp11.500 per kilogram kepada masyarakat," ujar Arif.

Sejak Januari 2023 Perum Bulog Sumut sudah menyalurkan 66.711 ton beras SPHP atau 91,39 persen dari target 73 ribu ton.