JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengaku susah mendapatkan beras impor untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP). Hal ini lantaran banyak negara yang juga membutuhkan beras, salah satunya Eropa.
Hal ini disampaikan Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dalam acara Pelayanan Publik dalam Kebijakan Publik Perberasan Menjelang Tahun Pemilu 2024, Jumat, 17 November.
“Terus terang saja, sekarang Eropa juga beli beras karena dengan pembatasan gandum, mereka beralih ke beras. Eropa belinya lebih tinggi dari kita. Jangankan jauh-jauh kita bicara Filipina harga berasnya lebih tinggi, mereka membeli lebih banyak dari kita,” ujar Febby.
Karena itu, Febby mengakui mencari beras impor untuk stok dalam negeri sangat sulit. Bahkan, kata dia, banyak negara yang sudah menawarkan namun ditengah jalan justru membatalkan.
BACA JUGA:
“Menariknya sekarang sudah ditugaskan juga, gak gampang juga dapat beras. Karena ini banyak yang menawarkan tapi banyak juga diperjalan yang membatalkan. Jadi maksudnya udah dapat kontrak mereka batal,” ucapnya.
Meski sulit mendapat stok beras impor, Febby mengaku hal ini tidak lantas membuat pihaknya sembarangan memilih beras. Ia menekankan Bulog memiliki kualifikasi yang harus dipenuhi.
“Untuk beras itu sendiri, kita memang sangat ketat ya dalam pengambilan sempel beras dan yang lain, termasuk beras impor,” katanya.