Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimistis perekonomian Indonesia akan tetap terjaga di level 5 persen hingga akhir 2023 di tengah berbagai tekanan ekonomi, mulai kenaikan suku bunga hingga faktor eksternal seperti belum pulihnya perekonomian global.

Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh Adib menyampaikan tetap optimis perekonomian Indonesia ditutup positif, walaupun pada kuartal III-2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit terkoreksi ke angka 4,94 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Kami optimistis bisa menutup tahun ini di angka 5,0 persen sampai dengan kuartal-IV 2023 atau 5,04 persen secara full year," kata Adib pada acara BSI Sharia Economic Outlook 2024, Jumat 17 November.

Adib menambahkan hal tersebut dapat terjadi karena didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga Indonesia. Adapun konsumsi rumah tangga pada kuartal-III sebesar 5,06 persen (yoy) dan turut berkontribusi terhadap PDB sebesar 52,62 persen.

Faktor lainnya berasal dari arus investasi di Indonesia yang masih terjaga khususnya di dalam negeri. Dimana realisasi investasi kuartal III-2023 sebesar Rp374,4 triliun. Angka ini lebih tinggi dari kuartal II 2023 sebesar Rp374,4 triliun dan kuartal III 2022 sebesar Rp307,8 triliun.

Adib menambahkan pemerintah terus berupaya mengejar sejumlah target dalam pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

"Terakhir kita sudah lebih dari 42 bulan neraca dagang Indonesia positif di tengah tegangnya geopolitik global,"jelasnya.

Selain itu, Adib menyampaikan juga bahwa pemerintah Indonesia berhasil untuk mengendalikan inflasi untuk direntang 3 persen plus minus 1 persen.

"Demi mencapai hal tersebut suku bunga acuan BI dijaga relatif di level tertentu yang cukup tinggi selama tahun ini dan kami juga memprediksi ini akan berlanjut di 2024," jelasnya.