Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan Teknologi asal Finlandia di bidang energi dan kelautan tengah, , Wartsila mengembangkan teknologi untuk mempercepat dekarbonisasi menuju Net Zero Emision di 2060.

Presiden Wartsila Energy Anders Lindberg mengatakan pihaknya sudah banyak melakukan terobosan untuk mengurangi emisi karbon dunia, salah satunya konversi ke bahan bakar berkelanjutan seperti hidrogen dan amonia.

Adapun saat ini Wartsila sedang mengembangkan mesin pembangkit berbahan bakar campuran hidrogen 20 persen untuk tahap komersial dan dikembangkan di pembangkitnya di Bali.

"Step ini butuh waktu dan pada waktunya saat hidrogen sudah tersedia akan digunakan oleh industri strel dan power gemeration," ujar Anders di sela gelaran Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023, Rabu 15 November.

Mengutip paparan Anders, ia menyebut terdapat 5 langkah yang bisa dilakukan RI menuju target NZE di 2060 antara lain, penambahan lebih banyak energi baru terbarukan, melakukan penyeimbangan energi, secara bertahap mengurangi penggunaan energi fosil, konversi ke bahan bakar berkelanjutan seperti hidrogen dan aminia dan meninggalkan bahan bakar fosil.

Untuk menjalankan program ini, kata Anders, pihaknya juga membutuhkan dukungan dari stakeholder seperti pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM.

"Ketika hidrogen terjangkau dan pemerintah bisa support dengan mendukung pilot projek hidrogen agar industi bisa mengetahui bahwa industri juga bisa gunakan hidrogen," imbuh Anders.

Apalagi, kata dia, Wartsila merupakan perusahaan teknologi yang siap menggunakan hidrogen di pembangkit listrik di Indonesia.

"Dan di lab kita sudah mengarah ke sana dan secara komesil sdh ada blending sampe 25 persen di pembangkit kita di Bali. Saat hidrogen sudah terjangkau, Wartsila sudah siap dengan teknologinya," pungkas Anders.