JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyatakan bahwa diversifikasi dapat menjadi strategi yang tepat guna mengurangi risiko saat melakukan investasi pada tahun politik.
Menurut Chief Economist & Investment Strategist PT MAMI Katarina Setiawan, investor perlu memvariasikan jenis instrumen investasinya, misalnya investasi saham dan obligasi.
"Kita melihat bahwa diversifikasi adalah strategi yang paling tepat. Jadi diversifikasikan antara kepemilikan di saham dengan obligasi, sesuaikan dengan profil risiko dari masing-masing investor," ujar Katarina mengutip Antara.
Menurut Katarina, pemilu masih memberikan ketidakpastian, seperti siapa kandidat yang nantinya akan terpilih, bagaimana agendanya, hingga kebijakan yang diberlakukan.
"Sehingga hal ini menyebabkan beberapa investor, beberapa perusahaan itu secara umum menunda investasi," kata Katarina.
Katarina menyampaikan, dengan lebih stabilnya suku bunga dan volatilitas di imbal hasil obligasi pemerintah dan juga imbal hasil obligasi pemerintah AS atau US Treasury, maka investasi di pasar obligasi menjadi sangat menarik saat ini.
“Jadi pasar obligasi akan sangat diuntungkan, tetapi kita juga harus melakukan diversifikasi dan terutama bagi investor dengan profil risiko yang lebih agresif dan lebih jangka panjang,” ujar Katarina.
BACA JUGA:
Dia menambahkan, investor sering kali memberikan perhatian khusus pada faktor keamanan pemilu saat mempertimbangkan investasi di pasar modal.
Keberlangsungan pemilu di Indonesia pun disebut selalu diiringi dengan suasana yang aman sehingga menciptakan kepercayaan investor, terlihat dari tren kenaikan pasar modal setiap kali pemilu digelar.
“Jadi ini mungkin ditopang oleh aktivitas ekonomi yang lebih meningkat. Jadi ada perputaran uang yang meningkat, kemudian ada konsumsi yang ditopang oleh dana-dana kampanye,” kata Katarina.