Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin tasrif buka suara perihal lifting minyak yang terus menurun.

Berdasarkan situs resmi Kementerian ESDM, produksi minyak Indonesia per 1 November 2023 baru mencapai 586.725 barel minyak per hari (bopd).

Pemerintah padahal menargetkan produksi di tahun 2023 sebesar 622.662 BOPD.

Arifin mengatakan, penurunan ini disebabkan banyak sumur minyak RI yang sudah memasuki usia tua sehingga cenderung mengalami penurunan produksi.

"Memang sumur kita susah tua, cenderungnya memang menurun. Minyak makin lama dipompa makin dalam dan juga campurannya dengan air makin banyak," ujar Arifin kepada media di Gedung Kementerian ESDM, Jumat, 3 November.

Arifin bilang, jika dulu saat dipompa 10 liter terdiri dari 1 liter air dan 9 liter minyak, sedangkan saat 5 liter dari 10 liter yang dipompa merupakan air.

"Makanya dipompa banyak-banyak supaya volume minyak semaksimal mungkin," imbuh Arifin.

Ia mengutarakan, RI saat ini masih memiliki 15.000 sumur minyak yang belum dikelola dan memiliki potensi minyak yang melimpah.

"Kita sudah minta supaya dipercepat. Kalau satu sumur bisa nambah 5 barel kan lumayan dikali 15.000. Pertamina baru bisa ngerjain 2.000 (sumur) dari 15.000, makanya kita minta percepat. Mana yang diprioritaskan untuk segera dipegang Pertamina, dan mana yang kerja sama dengan swasta. Intinya supaya bisa mengoptimalkan itu," beber Arifin.

Kemudian untuk memacu produksi dan capaian lifting dalam negeri, Arifin mengatakan, pemerintah akan memaksimalkan produksi minyak nonkonvensional (MNK) yang saat ini tengah dikerjakan di sumur Gulamo, Rokan.

Diketahui, potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar barel.

"Nanti Desember ngebor lagi satu di Kelor. Dua dulu di tahun ini, tahun depan nanti kita lihat lagi, tapi sejauh ini indikasinya sih ada harapan di Gulamo," pungkas Arifin.