Menhub Budi Karya: Pembangunan Perluasan Stasiun Rangkasbitung Ditargetkan Rampung di 2024
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Dok. Kemenhub)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kereta commuter dalam sehari mengangkut sebanyak 50.000 penumpang dari Banten ke Jakarta.

Karena itu, Stasiun Rangkasbitu dilakukan perluasan. Ditargetkan tahap dua selesai di 2024 mendatang.

Hal ini sampaikan Budi usai meninjau Stasiun Rangkasbitung dan Stasiun Maja, Banten melalui udara menggunakan helikopter, pada Senin, 30 Oktober.

Menurut Budi, dengan dilakukannya peningkatan Stasiun Rangkasbitung, akan semakin meningkatkan daya tampung stasiun, sehingga akan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa kereta api yang jumlahnya semakin meningkat.

“Pembangunannya sudah dimulai dan kita harapkan dapat diselesaikan pada tahun 2024 mendatang. Ini adalah upaya kami bagaimana konektivitas antara Banten, Jakarta, dan sekitarnya semakin baik. Nantinya waktu tunggu kedatangan kereta (headway) juga akan semakin singkat, yang tadinya 15 menit menjadi 6 menit atau 2,5 kali lebih cepat,” ucapnya, dalam keterangan resmi, Senin, 30 Oktober.

Budi pun mengapresiasi pihak-pihak terkait yang turut mendukung upaya meningkatkan layanan transportasi massal khususnya kereta api, baik itu pemerintah daerah maupun pihak swasta para pengembang kawasan.

“Usaha dari Pemda dan swasta begitu kompak. Ini penting, bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan baik,” katanya.

Sekadar informasi, pembangunan perluasan stasiun Rangkasbitung Tahap I telah dimulai sejak tahun 2022 dan saat ini tengah dilakukan pembangunan Tahap 2 yang ditargetkan selesai pada Agustus 2024.

Adapun sejumlah manfaat dari pembangunan ini di antaranya yaitu mempermudah aksesibilitas karena adanya integrasi dengan terminal dan tambahan akses masuk stasiun melalui sisi belakang, meningkatkan kapasitas stasiun dari 38.000 penumpang (pnp) per hari menjadi 83.000 pnp per hari, meningkatkan aspek keselamatan dengan menghilangkan passenger crossing dan penutupan perlintasan sebidang, serta meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Sementara itu, sambung Budi, di Stasiun Maja dikembangkan Transit Oriented Development (TOD) yang dibangun oleh pengembang kota baru di Maja.

Serta menyediakan angkutan pengumpan (feeder) dari kawasan pemukiman menuju stasiun dan sebaliknya.

“Peningkatan yang dilakukan di kedua stasiun tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan transportasi massal kereta api di wilayah Aglomerasi Jabodetabek,” tuturnya.