Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis, 26 Oktober masih akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tak menentu dan menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2023 dan inflasi AS September 2023.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,13 persen ke level Rp15.870 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 25 Oktober.

Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indoesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp15.871, melemah dibandingkan pada hari perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.869.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan kondisi ekonomi global tak menentu mengakibatkan harga minyak mentah terus merangkak naik dan ini akan berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri yang sampai saat ini masih ketergantungan minyak mentah dari negara lain.

Akibat dari naiknya harga minyak karena dolar menguat menjadikan bahan impor terus merangkak naik apalagi dibarengi dengan musim kemarau (El Nino) yang cukup Panjang membuat konsumsi Masyarakat mengalami penurunan.

"Untuk perdagangan hari ini 26 Oktober, mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.850- Rp15.930 per dolar AS," jelasnya dalam keterangan resminya, Rabu, 25 Oktober.

Ibrahim menyampaikan, guna untuk membantu meningkatkan konsumsi masyarakat, Pemerintah telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan ekonomi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, berupa berbagai insentif yang akan di gelontorkan antara lain insentifpajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti, bantuan beras hingga bantuan langsung tunai (BLT).

Adapun, untuk BLT akan diberikan pada keluarga penerima manfaat (KPM) sebesar Rp200 ribu selama 2 bulan yaitu November dan Desember 2023.

Menurut Ibrahim pemerintah juga akan kembali memberikan insentif berupa bantuan beras kembali diberikan pada bulan Desember 2023 sebesar 10 kilogram per KPM.

Bantuan ini diberikan kepada 20 juta KPM yang telah terdaftar. Sementara itu, sektor manufaktur tidak mendapat insentif lantaran dinilai masih dalam kategori baik dan ekspansif untuk Purchasing Manager's Index (PMI).

Selain itu, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan semua otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekananan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina serta krisis di timur Tengah antara Israel dengan Hamas (Palestina) yang Kembali memanas.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijaka, guna untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tuturnya

Ibrahim menyampaikan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, stabil di 106,17, rebound dari level terendah satu bulan di 105,35 pada sesi sebelumnya.

S&P Global pada hari Selasa mengatakan Indeks Manajer Pembelian Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, naik ke level tertinggi sejak Juli, Data tersebut menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS, yang pada gilirannya memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga.

Menurut Ibrahim, pasar sekarang sebagian besar menunggu isyarat ekonomi lebih lanjut dari AS pada minggu ini, terutama data produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga yang akan dirilis pada hari Kamis.

"Tanda-tanda ketahanan ekonomi AS akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama, dan juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven," ucapnya.

Bank sentral akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan suku bunga, meskipun pasar secara luas memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakannya.

Namun, para pejabat Fed telah mengisyaratkan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setidaknya hingga akhir tahun 2024.