Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo menilai, Indonesia perlu memiliki satu wilayah atau kawasan yang disiapkan untuk industri kesehatan.

Menurut dia, hal ini untuk mencegah kepanikan kolektif yang membuat semua tidak tertangani dengan baik jika dihadapkan dengan isu kesehatan.

“Rasanya Indonesia perlu kawasan industri kesehatan. Ke depan belajar dari pengalaman COVID kemarin, kolaborasi antar banyak negara diperlukan untuk itu. Sehingga tidak terjadi kepanikan kolektif yang membuat semua tidak tertangani dengan baik. Indonesia membutuhkan itu,” katanya dalam acara US Summit 2023, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa, 24 Oktober.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengataka,n Indonesia bisa bekerja sama dengan industri kesehatan dunia dalam membangun kawasan industri kesehatan ini.

Salah satunya perusahaan pembuat vaksin Pfizer.

“Kita tahu ada pfizer, ada johnson and johnson, ada merks yang kita tahu, kemudian kalau kita ajak mereka berpartisipasi di sana tentu negara lain punya kesepatan yang sama. Saya juga mention ini maka butuh special economic zone yang bisa kita pilih,” tuturnya.

“Sudah ada beberapa yang kita coba untuk simulasikan dan itu mendekati sesuatu yang bisa diimplentasikan, tidak begitu sulit, agak lebih karena sudah ada,” sambungnya.

Sekadar informasi, terkait dengan kawasan industri kesehatan sendiri pemerintah Indonesia saat ini sudah membangunnya.

Holding Rumah Sakit (RS) BUMN atau Indonesia Healthcare Corporation (IHC) sedang melakukan pembangunan Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur, Bali. RS ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2024.

KEK kesehatan Sanur di Denpasa akan menjadi pusat layanan kesehatan dunia dan magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism ditargetkan soft opening pada akhir tahun dan beroperasi pada awal 2024.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, IHC/Holding RS BUMN berperan penting dalam membangun ekosistem kesehatan Indonesia.

Dengan adanya BIH di KEK Kesehatan di Sanur Bali, Erick turut mengundang Diaspora yang ada di luar negeri untuk kembali ke Indonesia yang saat ini sudah 10 diaspora telah mendaftar.

Menurut dia, hal ini merupakan bagian dari upaya intervensi adanya 2.000.000 jiwa penduduk Indonesia terus berobat keluar negeri.

“Inilah kenapa kita harapkan rumah sakit di KEK Kesehatan ini jadi sebuah tujuan wisata baru untuk masyarakat Indonesia,” ujar Erick.