Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bahwa saat ini perekonomian dunia semakin tidak jelas lantaran tantangan ekonomi dunia terus berdatangan.

"Dunia sekarang ini makin tidak jelas, tantangan yang kita hadapi juga tidak semakin berkurang tetapi semakin bertambah," kata Jokowi dalam sambutannya di Acara BNI Investor Daily Summit, Selasa 24 Oktober.

Menurut Jokowi tantangan pertama berasal dari perubahan iklim dimana dahulu masalah ini dianggap sebagai sesuatu yang absurd. Tetapi, sekarang semua menjadi sangat nyata.

Jokowi mencontohkan seperti siklus cuaca Super El Nino yang membuat produksi beras semakin turun. Ditambah dengan banyak negara yang menahan ekspor beras, sehingga membuat harga beras semakin mahal.

"Sekarang semua menjadi nyata, kekeringan, super El Nino kita rasakan dan produksi beras turun hampir di semua negara. Bahkan 22 negara menstop ekspor berasnya lagi," jelas Jokowi.

Selain perubahan iklim, Jokowi menyampaikan, tantangan berikutnya dari pelemahan ekonomi global yang berkepanjangan. Banyak pihak memprediksi bahwa ekonomi akan naik pada tahun ini, namun nyatanya belum terjadi.

Jokowi menambahkan, kebijakan suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat juga ikut mengancam stabilitas ekonomi Indonesia.

Serta membuat banyak arus modal keluar dan masuk ke Amerika Serikat.

"Kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu yang lama oleh AS juga semakin merumitkan (kondisi ekonomi) terutama negara berkembang, capital outflow kembali lari ke AS, merumitkan kita semua," terangnya.

Jokowi menyampaikan masalah geopolitik juga semakin tinggi yaitu masalah perang Ukraina dan Rusia yang belum selesai, ditambah ada perang antara Hamas dan Israel membuat sejumlah tantangan ekonomi terus bertambah.

Menurut Jokowi perang di timur tengah akan sangat mengkhawatirkan untuk banyak negara lantaran, bila perang meluas akan melibatkan negara-negara sekitar sehingga harga minyak dapat kembali naik.

"Kalau meluas ke Lebanon, Syria, Iran akan semakin merumitkan ekonomi semua negara karena harga minyak pasti akan naik," ungkapnya.

Jokowi menambahkan, terakhir kali mengecek harga minyak Brent masih berada di level 89 dolar AS per barel.

Bukan, bila perang meluas di area timur tengah harga minyak dapat melonjak tinggi ke level 150 dolar AS per barel.

"Saya cek kemarin harga Brent masih 89 dolar AS per barel, tapi kalau meluas kita enggak ngerti, bisa aja mencapai 150 dolar AS per barel," ucap Jokowi.