Bagikan:

JAKARTA - Operator fasilitas Tangguh, BP, mengumumkan telah mengirimkan kargo LNG pertamanya dari fasilitas Tangguh Train 3 yang terletak di Papua Barat menuju pembangkit listrik milik PLN. Pengiriman kargo perdana ini menandai dimulainya operasi komersil proyek pengembangan Tangguh.

EVP Gas and Low Carbon Energy BP, Anja-Isabel Dotzenrath mengatakan, dengan beroperasinya Tangguh Train 3, maka kapasitas produksi akan bertambah 3,8 juta ton dan membuat total kapasitas produksi tahunan menjadi 11,4 juta ton. Kargo LNG pertama dari Train 3 telah berlayar dari kilang Tangguh menuju fasilitas regasifikasi PLN di Arun, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 18 Oktober.

"Tangguh merupakan proyek yang penting untuk bp dan untuk Indonesia – dan sekarang, Tangguh akan berkontribusi terhadap sepertiga dari produksi gas Indonesia, dan akan berkontribusi secara signifikan dalam menjawab kebutuhan akan energi yang lebih terjangkau dan dapat diandalkan. Untuk bp, membangun bisnis gas/LNG adalah strategi kami untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi terpadu (integrated energy company), yang berinvestasi ke sistem energi hydrocarbon dan kepada pembangunan bisnis rendah karbon yang baru," ujar Anja dalam keterangan kepada media, Kamis, 19 Oktober.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, pengapalan pertama kargo LNG ke PLN ini juga memberikan sinyal positif terhadap daya serap gas dalam negeri yang akan digunakan untuk menjawab tantangan energi Indonesia.

Dengan bertambahnya kapasitas produksi gas membuat Tangguh akan memegang peranan penting dalam menjawab kebutuhan energi gas di Indonesia yang terus bertambah. Apalagi, kata dia, total produksi gas dari Tangguh kini mencapai lebih dari sepertiga produksi gas nasional.

“Tangguh merupakan produsen LNG terbesar di Indonesia dan produksi dari Tangguh Train 3 akan berkontribusi besar dalam pencapaian target produksi gas nasional sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030," ujar Dwi.

Ia menambahkan, di luar tambahan Train LNG baru, proyek pengembangan Tangguh juga mencakup konstruksi dua anjungan lepas Pantai, 13 sumur produksi, fasilitas pemrosesan LNG, serta infrastruktur pendukung lainnya.

Pada puncak konstruksi, terdapat lebih dari 13.500 pekerja yang terlibat dalam konstruksi proyek yang terletak di wilayah terpencil ini dan sebanyak 155 juta jam kerja telah dihabiskan untuk merampungkan proyek.

Asal tahu saja, proyek pengembangan Tangguh merupakan proyek besar ketiga bp yang mulai beroperasi di tahun 2023 setelah proyek Mad Dog II di Gulf of Mexico, Amerika Serikat dan lapangan MJ di pesisir timur India.

Untuk informasi, Tangguh LNG terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat. Proyek ini mulai beroperasi di tahun 2009 dan saat ini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga Train likuifikasi gas masing-masing sebesar 3,8mtpa Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor SKK Migas mewakili kontraktor kerja sama lain. BP Berau Ltd memiliki 40,22 persen kepemilikan di proyek ini.

Mitra Tangguh yang lain adalah MI Berau B.V. (16.30 persen), CNOOC Muturi Limited (13.90 persen), Nippon Oil Exploration (Berau), Limited (12.23 persen), KG Berau Petroleum Ltd (8.56 persen), KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1.44 persen), dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35 persen).