Bagikan:

JAKARTA - Holding BUMN Pangan atau ID FOOD mencatatkan utang untuk pinjaman di perbankan pelat merah atau Himbara mencapai Rp8,5 triliun. Dari jumlah itu, Rp3,5 triliun tengah direstrukturisasi.

Hal ini disampaikan Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan di Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Rabu, 11 Oktober.

“Dari utang sekitar Rp8,5 triliun yang kita restruk itu kurang lebih Rp3,5 triliun, terutama di anak-anak perusahaan PT SHS, PT Perikanan Indonesia dengan teman-teman Himbara,” kata Frans.

Lebih lanjut, Frans menargetkan reschedul payment atau perpanjangan jangka waktu pembayaran dengan pihak perbangkan di Himbara akan diselesaikan di tahun ini.

“Target kita tahun ini sudah tanda tangan untuk rescheduling payment untuk jangka panjang, itu semua ke Himbara,” tuturnya.

Sekadar informasi, pada 2022 Kementerian BUMN mengalihkan saham (inbreng) lima BUMN di sektor pangan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI atau ID FOOD.

Adapun kelima perseroan yang dimaksud diantaranya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia (Persero), PT Berdikari, dan PT Garam.

Ketika pembentukan holding BUMN Pangan ini tidak semua perusahaan sehat. Alhasil, ID FOOD menanggung utang Rp8,5 triliun. Bahkan, ID FOOD juga harus membayar bunga utang sebesar Rp600 miliar kepada bank setiap tahunnya.