Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabunhan (IHSG) biasanya akan selalu menguat pada tahun politik atau Pemilihan Umum (Pemilu).

Ketua AAEI David Sutyanto mengatakan, dimungkinkan ada tekanan di masa-masa kampanye.

“Namun, pada saat usai proses pemungutan suara, indeks kembali menguat,” ujar David mengutip antara.

Ia mencontohkan, selama periode Pemilu tahun 2004 yang dilaksanakan dalam dua putaran, indeks saham meningkat 17,7 persen, bahkan pada Pemilu tahun 2009 meningkat signifikan 53,7 persen.

“(Tahun 2009) diperkirakan pasar merespons positif ketika calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggandeng Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) sebagai wakil presiden, yang dinilai propasar,” ujar David.

Namun demikian, faktor perekonomian dan kebijakan pemerintah yang diterapkan, tetap akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks saham di dalam negeri.

David meyakini perekonomian akan bertumbuh dan bergerak positif selama periode Pemilu, salah satunya efek dari besarnya anggaran dana Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang mencapai Rp109,1 triliun.

Dengan anggaran sebesar tersebut, menurutnya, pasti akan terjadi belanja barang dan jasa yang merata di seluruh negeri.

“Baik partai, caleg, capres, cagub, cabup, cawalkot dan lainnya, pasti akan belanjakan dananya untuk kampanye. Dan dari sini diharapkan perekonomian akan berputar,” ujar David.

Dalam kesempatan sama, Ketua Pelaksana Economic & Capital Market Outlook 2024 Haryajid Ramelan mengatakan tahun politik tidak perlu disikapi secara berlebihan, karena akan terus ada dalam jangka lima tahunan.

“Toh Pemilu sudah berjalan beberapa kali dan pasar modal terus bertumbuh” ujar Haryajid.

Sebagai informasi, pada 14 Februari 2024 mendatang, akan dilaksanakan pemungutan suara nasional untuk memilih presiden, anggota legislatif dan pimpinan daerah periode tahun 2024 sampai 2029.