Bea Cukai Ajak Komunitas ASEAN Fasilitasi Perdagangan secara Lebih Modern
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menjadi tuan rumah pertemuan ke-5 dari ASEAN Trade in Goods Agreement Working Group On Customs Procedures And Trade Facilitation (the 5th ATIGA WG-CPTF) yang merupakan bagian dari rangkaian agenda KTT ASEAN pada pekan ini.

Direktur Kerja Sama Internasional Bea Cukaid Anita Iskandar mengatakan bahwa tujuan pertemuan ini adalah untuk mencapai kesepakatan atas artikel-artikel yang belum mendapatkan consensus.

“Kami mendorong komitmen untuk menyempurnakan pembaharuan bab prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan dapat tercapai,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 September.

Menurut Anita, kesepahaman yang dibangun penting untuk menghasilkan kesepakatan yang membawa persetujuan ATIGA ke arah yang lebih baik.

“Meskipun mengalokasikan 10 putaran pertemuan dalam kurun waktu 2 tahun untuk penyelesaian penyusunan Bab CPTF, pertemuan kelima ATIGA WGCPTF ini telah mencapai 75 persen dari target pembahasan Bab CPTF,” tuturnya.

Anita menjelaskan, ATIGA WG-CPTF merupakan salah satu kelompok kerja (working group) dalam rangka pembaharuan (upgrading) perjanjian ATIGA. Kelompok kerja ini bertugas khusus untuk mengeksplorasi potensi elemen baru terkait prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan dalam skema ATIGA, serta menyusun pembaharuan bab terkait Prosedur Kepabeanan dan Fasilitasi Perdagangan (Customs Procedures and Trade Facilitation/CPTF).

“Pembaharuan untuk bab CPTF dalam skema ATIGA dipandang perlu untuk mendukung ASEAN menjadi kawasan perdagangan bebas yang semakin modern dan responsif,” tegasnya.

Adapun, implementasi dari bab CPTF ini tidak hanya akan berdampak bagi pembuat kebijakan di sektor pemerintahan, tapi juga bagi sektor swasta terutama pengusaha di bidang ekspor-impor.

Kata dia, untuk mendukung upaya pembaharuan bab CPTF dalam skema ATIGA, Bea Cukai juga menginisiasi program sharing session dengan topik implementasi prosedur kepabeanan. Masing-masing negara anggota ASEAN dapat membagikan informasi terkait praktik prosedur pabean dalam rangka klaim tarif preferensi.

“Penyelenggaraan pertemuan ke-5 ATIGA WG-CPTF ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan citra administrasi pabean Indonesia di tingkat ASEAN, dan memperkuat peran kepemimpinan dalam keketuaan ASEAN (ASEAN Chairmanship) dengan memaksimalkan momentum keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023,” tutup dia.