Bagikan:

JAKARTA - Indonesia khususnya Jakarta akhir-akhir ini dipenuhi dengan permasalahan polusi udara. Berdasarkan data dari IQAir, indeks kualitas udara di Indonesia khususnya Jakarta pada bulan Agustus berada pada kategori tidak sehat (merah) atau tidak sehat bagi kelompok sensitif (jingga).

Kualitas udara yang buruk cenderung akan menyerang saluran pernapasan manusia, dengan begitu penyakit yang rentan terjadi mulai dari jangka pendek seperti batuk-batuk, flu, pusing, hingga jangka panjangnya berisiko kena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Salah satu upaya penanganannya adalah dengan layanan mikro mobilitas. Beam Mobility, perusahaan mobilitas mikro terbesar di Asia Pasifik terus menjalankan komitmennya, berekspansi dan menyediakan alternatif transportasi ramah lingkungan untuk membantu mengurangi polusi udara serta mendukung sustainable lifestyle bagi masyarakat Indonesia. Armada Beam juga dilengkapi dengan teknologi IoT disebut Geofence yang dapat memetakan seluruh kendaraan Beam secara real-time agar dapat digunakan penggunanya secara maksimal.

Country Manager Beam Mobility Indonesia, Devraj Sathivelu mengatakan, Beam Mobility sangat prihatin terhadap kualitas udara di Indonesia, khususnya JaBoDeTaBek akhir-akhir ini.

"Inovasi kami melalui mobilitas mikro bisa menjadi salah satu jawaban untuk polusi udara yang terjadi. Sistem yang kami tawarkan ini akan menghasilkan transportasi alternatif yang lebih berkelanjutan, efisien, aman, dan lebih terjangkau. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta, kemudahan mobilitas dengan transportasi ramah lingkungan menjadi aspek penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari, untuk itu perlu adanya upaya sinergitas antara regulator, perusahaan swasta, maupun masyarakat untuk mendukung pengurangan polusi udara," ujarnya di Jakarta, Selas 29 Agustus.

Senior Product Manager Beam Mobility Indonesia, Christofe Survian mengatakan, seluruh transportasi Beam Mobility juga sudah dilengkapi dengan teknologi IoT canggih yang disebut Geofence.

"Teknologi ini memungkinkan Kami untuk memonitor kondisi kendaraan secara real-time, serta secara otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan pada kendaraan Beam. Teknologi Geofence ini juga dapat mendeteksi ketika diperlukan penggantian baterai untuk armada Beam. Bahkan teknologi Geofence memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati oleh setiap pengendara e-bike Beam," jelas Christofe.

Seluruh armada Beam Mobility memiliki kecepatan yang dibatasi maksimal 25km/jam. Beam Mobility memastikan armadanya dapat diakses oleh penggunanya, setiap armada dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk keselamatan dalam berkendara. Selain itu sebagai upaya untuk pengenalan armada Beam Mobility kepada masyarakat lebih dalam, terdapat program pelatihan armada secara cuma-cuma yang disebut Beam Safe Academy.

Pada tahun 2019 Beam mendapatkan sertifikasi Climate Neutral sebagai perusahaan yang memberikan atensi untuk menghilangkan emisi karbon. Beam juga menargetkan untuk melangkah lebih jauh untuk mengurangi emisi karbon dengan menerapkan Reduction Action Plan dengan beralih menggunakan armada elektrik dari sumber terbarukan yang bersertifikat, serta mengkonversi menuju sumber energi bersertifikat untuk semua kegiatan operasionalnya.

"Kami adalah satu-satunya Operator Mobilitas Mikro yang telah menerima sertifikasi Climate Neutal di Asia Pasifik selama 3 tahun berturut-turut," tambah Devraj.

"Sejauh ini di Indonesia Beam Mobility telah hadir di beberapa kota dan wilayah termasuk Bogor dan Bali, kawasan edukasi seperti Universitas Indonesia hingga kawasan pemukiman seperti di Bintaro, Jababeka, Alam Sutera, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, dan beberapa kawasan pemukiman lainnya. Beam Mobility sendiri telah mengoperasikan layanan skuter dan sepeda elektrik secara ride-sharing di lebih dari 60 kota di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Thailand, Korea, dan Turki," pungkas Devraj.