BALI - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajak Pemerintah Mesir untuk dapat menjadi koordinator region Afrika dalam World Water Forum ke-10 di Bali pada 2024, sekaligus mendorong keterlibatan aktif negara-negara di Afrika, Timur Tengah (Middle East Countries), dan Arab.
"Kami berharap dan berterimakasih atas kesediaan Mesir sebagai Presiden dari African Ministers Council on Water (AMCOW) untuk menjadi koordinator region Afrika dalam World Water Forum ke-10 di Bali tahun 2024," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 22 Agustus.
Basuki menambahkan, mengingat hubungan panjang antara Indonesia dan Mesir, Pemerintah Indonesia juga berencana mengundang Presiden Mesir untuk hadir di Bali sekaligus menghadiri Bandung Spirit Water Summit yang terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika di Indonesia 1955.
Dia menyebut, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan the 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) di Bali, pada 12-13 Oktober 2023.
"Pertemuan ini akan membahas isu air terkini melalui tiga proses, yakni politik, regional atau kawasan, dan tematik," ujar Basuki.
Menurut Basuki, Indonesia dan Mesir sudah ada kerja sama sejak lama, khususnya di bidang air dan sanitasi, sehingga untuk mengembangkan kerjasama di bidang lain, seperti perubahan iklim dan energi sangat memungkinkan.
Sementara itu, Menteri Sumber Daya Air (SDA) dan Irigasi Mesir Hani Sewilam mengatakan, Pemerintah Mesir akan mendukung penuh penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali tahun 2024, dengan mendorong Negara-negara Afrika, Timur Tengah (Middle East Countries), dan Arab untuk berpartisipasi aktif di forum tersebut.
"Di dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 27) 2022 lalu, Pemerintah Mesir adalah tuan rumah, yang mana salah satu working groupnya terkait dengan Water and Climate Change Adaptation. Mesir saat ini menjadi salah satu global leader di bidang air, sehingga diharapkan bisa dilanjutkan di World Water Forum ke-10," ucap dia.
BACA JUGA:
Hani Sewilam juga menyampaikan hasil Konferensi iklim PBB, Conference of The Parties (COP27), bersama dengan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang dinamakan Action for Water Adaptation and Resilience (AWARE).
"Salah satu program konkret dari AWARE inisiatif ini adalah capacity building dalam adaptasi perubahan iklim, air, sanitasi dan irigasi," kata Menteri Hani Sewilam.