JAKARTA - Operasional restoran Texas Chicken di Indonesia resmi berakhir seiring dengan pemutusan kerja sama waralaba antara PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) dan Cajun Global LLC. Cipta Selera Murni pun kabarnya sudah menutup seluruh restoran yang dioperasikan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 17 Agustus, manajemen CSMI mengatakan pemutusan kerja sama waralaba dengan Cajun Global LLC telah berakhir pada 14 Maret 2023. Sejalan dengan berakhirnya kesepakatan tersebut, proses penutupan restoran Texas Chicken telah berlangsung sejak 28 Februari 2023.
"Proses penutupan sejak 28 Februari 2023 di mana CSMI tidak lagi bisa menggunakan brand Texas Chicken," tulis Direktur Cipta Selera Murni Radino Miharjo.
Radino menjelaskan CSMI memperoleh keringanan berupa penghapusan utang royalti dan initial fee dari Cajun selaku pemegang lisensi. Mengutip laporan keuangan CSMI per 30 Juni 2023, pembatalan kerja sama waralaba tersebut memuat syarat yang mewajibkan CSMI untuk menutup seluruh operasional restoran Texas Chicken di Indonesia.
Selain itu, CSMI juga diminta untuk menurunkan logo Texas Chicken yang ada di setiap restoran. Cajun lantas akan menghapus semua tagihan yang mencakup royalti, biaya pemasaran internasional dan tagihan lainnya yang mencapai 361.587 dolatr AS.
Lebih lanjut Radino menuturkan, CSMI telah mengalami kesulitan keuangan sejak pandemi Covid-19 sehingga terdapat penurunan omzet hingga akhir 2021. Imbasnya, CSMI tidak dapat melaksanakan aksi korporasi seperti pembukaan restoran baru.
"Kami juga telah mencoba untuk menyajikan menu-menu baru yaitu menu internasional, namun demikian tidak dapat meningkatkan penjualan karena masih dalam kondisi pandemi," jelasnya.
Dia melanjutkan bahwa semua restoran telah ditutup dan CSMI telah menyelesaikan semua penutupan restoran sesuai persetujuan dari pengelola mal.
Kinerja jeblok
Sebagai informasi, pendapatan CSMI per Juni 2023 sebesar Rp1,78 miliar dengan kerugian sebesar Rp4,04 miliar. Saham CSMI sendiri telah disuspensi BEI sejak Juli 2022 dan akan mencapai 24 bulan pada 18 Juli 2024.
Sebagaimana diketahui, penghentian perdagangan saham CSMI dilakukan pada Juli 2022 karena perusahaan belum membayar biaya pencatatan tahunan. Di sisi lain, CSMI juga menjadi perusahaan yang mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum.
Perusahaan juga tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan. Perusahaan yang resmi melantai pada 9 April 2020 itu melaporkan penjualan sebesar Rp77,32 miliar pada 2020, turun signifikan dari 2019 yang mencapai Rp202,24 miliar.
Anjloknya penjualan CSMI diikuti dengan rugi yang membengkak. Mereka melaporkan rugi sebesar Rp38,78 pada 2020, lebih besar dari Rp11,41 miliar pada 2019.
Kinerja Cipta Selera Murni juga belum memperlihatkan perbaikan pada 2021. Penjualan mereka kembali turun menjadi Rp61,50 miliar, sementara rugi bersih sebesar Rp13,3 miliar. Pada 2022, penjualan CSMI kembali turun menjadi Rp51,67 miliar dan rugi sebesar Rp8,62 miliar.