JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan akan mengupayakan adanya penerbangan umrah mulai tahun depan di Bandara Dhoho Kediri, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Hal ini sampaikan Budi saat mengunjungi proyek strategis nasional (PSN) tersebut bersama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
“Kami akan mulai koordinasi dengan pihak GACA (General Authority of Civil Aviation) atau Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi. Kalau ini disetujui pihak GACA, maka minimal kita akan buka penerbangan umrah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 14 Juli.
Tak hanya itu, Budi mengatakan, juga akan membuka peluang untuk membuka penerbangan haji pada tahun depan di Bandara Dhoho Kediri, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Untuk itu, Budi pun menyarankan untuk menambah fasilitas di sekitar bandara seperti hotel dan fasilitas pendukung lainnya.
“Kami ingin memberikan suatu kualifikasi di bandara ini dengan fasilitas yang lengkap. Kami juga mohon dukungan Bupati Kediri untuk mulai mensosialisasikan bandara ini dan rencana pembukaan penerbangan umrah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, pihaknya terus melakukan pembahasan dan berkoordinasi secara intensif dengan pihak PT Gudang Garam sebagai pihak yang mendanai dan membangun Bandara Kediri, agar penyelesaian pembangunannya dapat dilakukan sesuai dengan target dan dapat segera dirasakan manfaatnya bagi masyarakat di Kediri dan sekitarnya.
“Hari ini saya keliling melihat Bandara Kediri dari udara dan saya melihat pekerjaan yang dilakukan sangat serius mulai dari penataan tata air, fasilitasnya, dan lain sebagainya. Untuk itu saya menyampaikan apresiasi kepada Gudang Garam, WIKA, dan Bupati Kediri dan pihak lainnya yang turut mendukung pembangunan bandara ini,” ucapnya.
Menurut Budi, antinya bandara ini akan memberikan daya saing bagi daerah Jawa Timur karena berlokasi strategis dan ada sebanyak 7 kabupaten di sekitarnya.
“Terlebih dengan adanya pembangunan jalan tol yang juga menjadi proyek strategi nasional di Kediri, ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan wisata baru,” kata Menhub.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengungkapkan, pihaknya menargetkan pada tahap awal bandara ini dapat digunakan sebagai penerbangan umrah.
“Karena kalau untuk penerbangan Haji dibutuhkan adanya asrama haji dan Rumah Sakit terdekat yang dipersyaratkan oleh pihak GACA Arab Saudi. Tetapi perlahan dan bertahap kami akan lakukan itu,” ucapnya.
Ia berharap, paling lambat pada awal Tahun 2024 bandara ini sudah bisa dioperasikan. Ia juga menyoroti beberapa hal yang menjadi catatan yaitu terkait konektivitas antar wilayah.
“Salah satunya yaitu jalan tol Kertosono-Kediri dan Tulungagung-Kediri yang masih dalam proses pembangunan,” tuturnya.
Sekadar informasi, Kehadiran Bandara Kediri akan meningkatkan konektivitas dari dan ke Kediri dan mempersingkat waktu tempuh. Jika melewati jalur darat, waktu tempuh perjalanan dari Surabaya atau Malang ke Kediri membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
Namun, jika menggunakan pesawat hanya sekitar satu jam dan dari Jakarta-Kediri dapat ditempuh sekitar 1,5 jam. Dengan runway atau landas pacu sepanjang 3.300 meter, bandara ini nantinya bisa didarati oleh pesawat jenis apapun.
Bandara Kediri adalah proyek bandara pertama dengan pembiayaan swasta murni Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha/KPBU dengan pihak swasta sebagai pemrakarsa).
BACA JUGA:
Bandara yang ditargetkan mulai beroperasi pada Tahun 2024 ini dibiayai seluruhnya menggunakan dana swasta yaitu PT Gudang Garam Tbk. melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.
Secara keseluruhan, progres pembangunan Bandara Dhoho telah mencapai 94,31 persen yang terdiri dari pekerjaan sisi darat atau landside sebesar 75,78 persen, serta kumulatif pekerjaan tanah dan sisi udara airside mencapai 97,85 persen, dengan rincian pekerjaan tanah 100 persen, dan pekerjaan airside 74,60 persen.