JAKARTA - Meski pembangunan infrastruktur di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, rupanya tidak mampu menghilangkan sentimen negatif terkait sejumlah badan usaha karya yang kini mengalami berbagai permasalahan.
Permasalahan tersebut dimulai dari maraknya korupsi yang terjadi di lingkungan badan usaha karya itu sendiri, sehingga mengakibatkan kerugian negara triliunan rupiah.
Menanggapi hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra menyebut, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan sejumlah kementerian/lembaga lain untuk menyelesaikan kasus-kasus yang sedang menimpa badan usaha karya tersebut.
"Terkait dengan persepsi, sekarang sudah positif sebetulnya. Saya kira secara umum, kami dari Kementerian PUPR sangat concern dengan hal tersebut. Kami berkolaborasi terus dengan asosiasi dan juga berkomunikasi langsung dengan BUMN-BUMN, untuk bisa mengetahui titik permasalahannya di mana," katanya kepada wartawan, Kamis, 15 Juni.
Rachman menyebut, untuk meminimalisir permasalahan di lingkup badan usaha karya, diperlukan dukungan penuh dari Kementerian PUPR, sehingga ke depannya bisa berdaya dan bertahan.
"Nah, kami melihat, katakanlah rantai pasoknya. Kami ingin melihat rantai pasok yang sekarang bergerak itu seperti apa. Jangan sampai nanti, misalkan karena mereka kesulitan likuiditas, rantai pasoknya juga ikut bobrok. Kami butuh petakan dan kami meminta juga ke teman-teman Direktorat Jenderal terkait, misalnya dari PUPR untuk bisa memantau betul," ujarnya.
Apabila ke depan memang ditemui permasalahan, kata Rachman, pihaknya meminta untuk diinformasikan supaya kondisi yang kurang bagus tersebut bisa diatasi.
"Pada saat ada gejala-gejala mulai kesulitan, mereka bisa informasikan. Karena, proyek-proyek yang berjalan cukup strategis, ada proyek PSN dan IKN yang harus kami jaga kesinambungannya," ucap dia.
"Saya yakin dari Kementerian BUMN juga tidak tinggal diam dengan hal tersebut, pasti kami bersama-sama berupaya supaya kondisi yang kurang bagus ini bisa teratasi," tambah Rachman.
BACA JUGA:
Rachman berujar, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, sehingga bisa meminimalisir permasalahan yang ada ke depannya.
"Sentimen-sentimen negatif harus kami perbaiki, sehingga badan usaha-badan usaha yang sekarang kesulitan bisa kami perbaiki terus. Kami juga terus berkomunikasi dengan mereka 'apa yg bisa kami bantu?'. Intinya, kami concern, semuanya concern karena semua milik bangsa," pungkasnya.