Bagikan:

JAKARTA - PT Indointernet Tbk atau Indonet (EDGE) mencatat laba bersih sebesar Rp186,17 miliar atau naik 50,29 persen pada 2022 dari Rp123,87 miliar pada 2021.

Direktur Utama Indonet Karla Winata dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan pertumbuhan laba pada 2022 berasal dari tiga pilar utama yang terdiri atas layanan konektivitas dengan peningkatan 12,39 persen, layanan pusat data yang meningkat 168,33 persen, dan layanan cloud dengan kenaikan 29,25 persen jika dibandingkan 2021.

"Sejalan dengan peningkatan pendapatan tersebut, laba bersih tahun 2022 dibukukan sebesar Rp186,17 miliar, naik 50,29 persen dari Rp123,87 miliar di tahun 2021," kata Karla mengutip Antara.

Pada 2022, kata Karla, emiten layanan infrastruktur digital itu memulai pembangunan layanan pusat data bernama "EDGE2" pada kuartal III 2022 dan meluncurkan produk "EPIX & CROSSLINK" yang akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2022.

Karla juga mengatakan layanan konektivitas dan pusat data perseroan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Per 31 Desember 2022, layanan konektivitas telah berhasil melayani lebih dari 4.500 pelanggan individu dan lebih dari 2.800 pelanggan korporat, yang terdiri atas berbagai segmen seperti industri keuangan, perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech), platform perdagangan elektronik (e-commerce) dan industri lainnya.

Menurut Karla, Indonet juga telah melakukan inovasi pembaruan untuk fasilitas pusat data "EDGE1" yang kini telah menggunakan solusi energi terbarukan dan telah menerima Sertifikat Energi Terbarukan.

Hal itu membuat EDGE1 menjadi pusat data pertama di Jakarta yang memanfaatkan inisiatif energi berkelanjutan dari PT PLN (Persero).

"Fasilitas 'EDGE1' dengan menggunakan energi hijau, kami dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga mengurangi dampak terhadap lingkungan, " kata dia.

Selain itu, kata Karla, pusat data lainnya yang baru diluncurkan pada 2022 yakni "EDGE2" akan menggunakan solusi energi terbarukan dan menggabungkan prinsip-prinsip desain ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon.

Indonet, kata Karla, melihat industri pusat data di Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.

Hal ini didukung oleh perkiraan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berada pada kisaran 4,5-5,3 persen pada 2023 yang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pusat data.

Untuk menangkap peluang pasar itu, ujar Karla, perseroan akan fokus pada empat segmen bisnis, termasuk pengembangan pusat data melalui anak perusahaan.

"Selain itu, kami akan melakukan perbaikan terus-menerus dalam banyak aspek dan menjaga prioritas kami tetap pada jalurnya. Dengan dukungan Digital Edge yang memiliki tim berpengalaman dalam hal desain dan konstruksi pusat data di industri, kami optimis dapat mencapai pertumbuhan yang terus meningkat di tahun-tahun mendatang," ujar dia.