JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memulai pembangunan Terminal Bus Tipe A Purworejo Baru, Jawa Tengah ditandai dengan dilakukannya peletakan batu pertama atau groundbreaking pekerjaan konstruksi pada Minggu 21 Mei.
Acara groundbreaking itu dihadiri oleh Menhub Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Menhub mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah terus berupaya meningkatkan penggunaan transportasi massal.
"Oleh karenanya, pembangunan terminal bus seperti di Solo, Salatiga, Demak, Purwokerto, dan sekarang di Purworejo juga sekaligus menambah fungsi terminal sebagai pusat kegiatan masyarakat dan fungsi ini bisa berkelanjutan," ujar Menhub dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Senin 22 Mei.
Kemenhub menyatakan pembangunan Terminal Purworejo Baru merupakan bagian dari program revitalisasi terminal tipe A secara nasional yang dilakukan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat.
Revitalisasi dilakukan agar fasilitas dan layanan terminal semakin baik sehingga dapat menumbuhkan budaya masyarakat untuk menggunakan angkutan massal bus.
Kemenhub juga menginformasikan terminal tersebut nantinya mengusung konsep mix use, yang memiliki tiga fungsi utama, yaitu tidak hanya sebagai tempat naik turun penumpang bus, tetapi juga sebagai pendorong dan penggerak perekonomian wilayah dan sebagai pusat kegiatan sosial, seni dan budaya.
Melalui konsep ini, terminal dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di antaranya area komersial bagi UMKM, kuliner, pelayanan publik, hotel, tempat belanja, ruang serbaguna, dan lain sebagainya.
"Lokasi baru pembangunan Terminal Purworejo ini lebih strategis dan tanahnya telah dihibahkan. Keberadaan terminal baru ini diharapkan dapat semakin meningkatkan pelayanan transportasi jalan seperti bus," kata Menhub.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemerintah Kabupaten Purworejo yang telah menghibahkan tanah seluas 1,18 hektare.
"Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini menjadi contoh baik bagi daerah lainnya, dalam rangka mewujudkan pelayanan angkutan darat yang selamat, aman, dan nyaman," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, Kemenhub juga akan memberikan kesempatan kepada berbagai pihak baik itu BUMN, BUMD, swasta untuk bekerja sama dalam pengembangan Terminal Purworejo Baru melalui berbagai skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
"Kami juga mendorong tumbuhnya UMKM di Purworejo dan sekitarnya untuk memanfaatkan area tenant yang telah disediakan di area terminal," ucap Menhub.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik pembangunan terminal baru di Purworejo. Menurutnya, hal itu bisa dimanfaatkan oleh para pelaku seni, UMKM, dan juga masyarakat pengguna jasa transportasi bus.
"Semoga dengan kehadiran terminal yang semakin lengkap fasilitasnya ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Purworejo dan sekitarnya," kata Ganjar.
Terminal baru tersebut dibangun di lokasi baru, yaitu sekitar 500 meter dari terminal yang lama (eksisting). Terminal lama telah beroperasi sejak tahun 1994 dan ditetapkan menjadi terminal tipe A mulai 2003.
Lokasinya berada di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo atau berada di seberang Mapolres Purworejo. Nantinya, terminal lama yang aset tanahnya merupakan milik desa akan dikembalikan kepada pihak desa.
BACA JUGA:
Pembangunan terminal yang dikelola oleh Kemenhub melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah X Provinsi Jateng itu dibiayai dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan surat berharga syariah negara (SBSN) dengan total pagu anggaran Rp35 miliar, yang dimulai pada 2022 hingga 2024.
Kemenhub menyebut, mengingat pentingnya fungsi dari terminal tersebut, pembangunan ditargetkan dapat selesai lebih cepat di akhir 2023.
Gedung terminal baru akan dibangun lebih luas dari terminal lama, yaitu dengan luas sekitar 2.200 meter persegi dan akan dibangun dua lantai. Adapun di lantai 1 akan digunakan untuk sarana parkir, area drop off, area tunggu keberangkatan, area tunggu kedatangan, area tiket dan sentra informasi, lift, area tenant, toilet, CCTV dan keamanan.
Sementara, di lantai 2 terminal akan digunakan untuk fasilitas area duduk kuliner, ruang tunggu dan penitipan barang, toilet, dan area kerja Korsatpel terminal.
Terminal tersebut memiliki enam area ruang tunggu keberangkatan, enam area keberangkatan parkir bus, dan dua lajur kedatangan bus serta mampu menampung hingga 1.000-1.200 penumpang per hari dan melayani pergerakan sekitar 128 bus antarprovinsi per hari.