JAKARTA - PT PLN (Persero) bakal mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PLTP ini diproyeksikan mampu memenuhi peningkatan permintaan listrik di NTT dan meningkatkan pasokan energi bersih nasional.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) Abdul Nahwan menuturkan saat ini kebutuhan energi listrik di NTT mengalami pertumbuhan cukup pesat sehingga penambahan pasokan listrik, khususnya dari pembangkit EBT sangat dibutuhkan.
"Pemanfaatan potensi panas bumi PLTP Ulumbu ini sejalan dengan road map percepatan peningkatan bauran EBT nasional demi mencapai NZE pada 2060. Adapun pengembangan PLTP Ulumbu unit 5 dan 6 ini berkapasitas total 40 megawatt," jelas Nahwan kepada media yang dikutip Jumat 19 Mei.
Dirinya menambahkan saat ini pembangunan perluasan PLTP Ulumbu telah memasuki tahap survei dan pembebasan lahan.
Sebelumnya, PLN juga telah mengoperasikan PLTP Ulumbu unit 1-4 dengan kapasitas total 10 MW.
Nahwan menjelaskan kehadiran PLTP menjadi sangat penting karena sifatnya sustainable yaitu dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.
"Berbeda dengan PLTS dan PLTB, PLTP ini tidak bersifat intermittent, sehingga akan lebih andal bagi sistem kelistrikan. Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan," beber Nahwan.
Pengembangan potensi EBT ini juga mendapat dukungan dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Menurutnya potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki NTT bisa menjadi modal menjalankan transisi energi. Sebab itu pihaknya memberikan dukungan penuh kepada PLN dalam mengembangkan pembangkit tamah lingkungan demi memaksimalkan potensi besar tersebut.
Dirinya juga mengatakan bahwa saat ini Provinsi NTT masih menjadi salah satu yang termiskin di Indonesia. Menurutnya, NTT miskin bukan karena tidak punya kekayaan, tetapi karena kekayaannya belum dimanfaatkan.
"Dengan dukungan PLN, Provinsi ini akan menjadi salah satu yang terkaya di Indonesia pada 15–20 tahun mendatang. Karena kalau renewable energy menjadi panduan untuk energi masa depan, maka NTT salah satu lumbung dari EBT," jelas Viktor.
Viktor mengatakan salah satu potensi EBT yang bisa dikembangkan untuk pembangkit listrik adalah panas bumi yang ada di Ulumbu. Pihaknya telah mendiskusikan pengembangan PLTP Ulumbu secara langsung dengan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, saat penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo.
BACA JUGA:
Dirinya menilai, proyek pengembangan panas bumi perlu terus didorong sebagai alternatif mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon.
"Saya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores, termasuk pengembangan PLTP Ulumbu. Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini berjalan lancar," ucapnya.
Lebih lanjut Viktor mengatakan ketersediaan listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT. Termasuk sektor pariwisata yang punya potensi besar untuk jadi destinasi dunia seperti Labuan Bajo.
"Orang tidak mau masuk hotel kalau energi listriknya bersumber dari energi fosil. Pengembangan PLTP Ulumbu adalah bagian dari upaya kita membenahi ini semua," pungkas Viktor.