Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Flores, NTT yakni PLTP Ulumbu berkapasitas 20 mega watt (MW) di Kabupaten Manggarai dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 20 (MW) di Kabupaten Ngada.

General Manager PT PLN UIP Nusa Tenggara Wahidin mengatakan, berdasarkan data Kementerian ESDM Pulau Flores menyimpan sumber daya sebesar hampir 1.000 MW dan cadangan sebesar 402,5 MW panas bumi.

“Flores, salah satu pulau di Provinsi NTT yang punya potensi panas bumi yang menjanjikan, tentu kami sebagai BUMN yang bergerak dibidang ketenagalistrikan memiliki cita - cita mewujudkan Pulau Flores sebagai ikon Geothermal Island” ujar Wahidin dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Senin, 19 Desember.

Adapun saat ini kedua pembangkit tersebut sedang dalam proses pra konstruksi, PLTP  Ulumbu saat ini sedang proses Penentuan Lokasi Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai dan PLTP Mataloko saat ini sedang proses Pengadaan Lahan Bersama BPN Kabupaten Ngada.

“Jadi kami butuh dukungan dari para stakeholder di lokasi pembangunan, sehingga tercapai kesamaan pandangan, menyamakan tujuan, sehingga kedua Pembangkit Tenaga Panas Bumi Ini bisa berjalan dan ini adalah kepentingan bersama” ungkap Wahidin

PLN sebelumnya telah mengoperasikan dua pembangkit tenaga listrik panas bumi yaitu (PLTP) Kamojang dengan kapasitas pembangkit 140 MW di Kabupaten Bandung dan PLTP Lahendong 80 MW di Kabupaten Minahasa.

Sejalan  dengan komitmen pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 menjadi perhatian utama PT PLN (Persero) untuk beberapa tahun ke depan.

PLN menargetkan untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 10,6 Giga Watt (GW), disamping program efisiensi PLTU yang sudah berjalan untuk mencapai target bauran yang ditetapkan.

Asal tahu saja, dari 10,6 GW pembangkit EBT baru di 2025, 1,4 GW di antaranya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan 3,1 GW berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Porsi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) 1,1 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 3,9 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 0,5 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio) 0,6 GW.

Hal ini juga sejalan dengan Komitmen Presiden Joko Widodo dalam Paris Agreement, komitmen Indonesia kemudian dipertegas menjadi bagian dari dokumen perencanaan pembangunan nasional 2020-2024 dan menjadikan penanganan perubahan iklim sebagai salah satu agenda prioritas nasional.

"Pembangunan PLTP ini adalah salah satu prioritas nasional dan juga mendukung pertumbuhan investasi serta pembangunan perekonomian di Flores, Hal itu membutuhkan langkah nyata dari semua pihak agar dapat benar-benar berkolaborasi demi mewujudkan Pulau Flores menjadi Geothermal Island," pungkas Wahidin.