Jadi Salah Satu Pendiri ADB, Indonesia Dorong Empat Isu Penyelesaian Masalah di Kawasan
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bertemu Presiden ADB Masatsugu Asakawa (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa RI merupakan salah satu negara pendiri Asian Development Bank (ADB) pada 1966 yang lalu.

Menurut Menkeu, hal itu dibuktikan Indonesia dengan komitmen dukungan saham terbesar keenam di organisasi internasional tersebut.

“Indonesia dan ADB begitu dekat. Saat ini, saya sedang menghadiri gelaran pertemuan tahunan ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan,” ujarnya dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 3 Mei.

Menkeu menjelaskan, pada awal pekan ini dirinya bertemu dengan Presiden Asian Development Bank (ADB), H.E. Masatsugu Asakawa. Kata dia, selama ini RI dan ADB begitu sering berjumpa dan bertukar pikiran mengenai perekonomian Indonesia dan juga Asia.

“Pada perjumpaan kemarin, terdapat empat topik besar yang menjadi pembahasan kami. Pertama, kontribusi Indonesia pada ADB. Kedua, update mengenai Capital Adequacy Framework (CAF). Ketiga, mekanisme transisi energi. Serta yang keempat adalah dukungan ADB terhadap ASEAN Infrastructure Fund Recapitalization pada keketuaan Indonesia kali,” tutur bendahara negara.

Menkeu berharap, sejumlah isu yang didorong ini dapat berperan produktif dalam penyelesaian masalah di kawasan dan membawa taraf kesejahteraan yang lebih baik.

“Semoga hubungan Indonesia dan ADB dapat terus terjaga kuat dan saling menguatkan. Dari pertemuan bilateral dengan Presiden Asian Development Bank, Masatsugu Asakawa. Incheon, 3 Mei 2023,” tutup Menkeu Sri Mulyani.