Bagikan:

JAKARTA - Holding BUMN pariwisata dan pendukung PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mengungkapkan momentum libur Lebaran tahun ini sebagai katalis kebangkitan pariwisata pasca pandemi COVID-19.

"Saya melihat tahun ini merupakan katalis kebangkitan pertama kali bagi sektor pariwisata dan transportasi, serta persiapan yang kami lakukan untuk mengantisipasi kenaikan traffic saat Lebaran tentunya harus sangat matang," ujar Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 14 April.

Maya mengatakan, momentum libur Lebaran kali ini merupakan Lebaran pertama pasca COVID-19 dan semua pihak mengetahui selama pandemi sektor yang sangat terdampak adalah sektor pariwisata dan transportasi.

Para pimpinan anak usaha InJourney mulai dari Angkasa Pura I hingga Hotel Indonesia Natour sudah siap dengan persiapan-persiapan baik secara operasional, materi panduan, dan sebagainya dalam rangka persiapan menyambut Lebaran.

InJourney merupakan ekosistem pariwisata terintegrasi pertama di Indonesia dan juga terbesar di Asia. Pertama kalinya ekosistem yang menggabungkan aviasi dan pariwisata dalam satu super holding.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa baik daerah maupun pusat jumlah pemudik Lebaran 2023 ini, mencapai 123 juta orang atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar 86 juta orang.

Menurut Presiden, tujuan utama para pemudik adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Ketiga daerah provinsi tersebut, lanjut dia, semuanya harus bersiap-siap menyambut pemudik karena kurang lebih sekitar 123 juta masyarakat akan bersama-sama mudik ke daerah.

Angka tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT).

Berdasarkan hasil survei tersebut, asal pergerakan masyarakat diprediksi didominasi dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang.

Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak, yaitu Jawa Timur 17,1 persen (21,2 juta orang), Jawa Tengah 15,1 persen (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8 persen (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1 persen (14,9 juta orang), dan Sumatera Utara 3,6 persen (4,4 juta orang).

Sementara, lima daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi, yaitu Jawa Tengah 26,45 persen (32,75 juta orang), Jawa Timur 19,87 persen (24,6 juta orang), Jawa Barat 16,73 persen (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52 persen (8,07 juta orang), dan Yogyakarta 4,78 persen (5,9 juta orang).