JAKARTA - Managing Director and Head of Securities Services PT Bank HSBC (Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited) Indonesia Ali Setiawan optimistis kinerja perbankan nasional secara umum akan lebih baik pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun ini kinerja perbankan akan sangat cemerlang karena dari sisi provisi yang mereka masukkan bisa dirilis saat sudah melakukan pembiayaan kembali untuk portofolio mereka," ujar Ali, dikutip dari Antara, Selasa 11 April.
Selain itu, kata dia, tren suku bunga acuan saat ini masih tinggi sehingga perbankan akan menikmati spread yang cukup besar dari suku bunga acuan dengan suku bunga perbankan. Di sisi lain, risiko kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) yang sempat terakumulasi beberapa tahun terakhir karena pandemi COVID-19 sudah perlahan diperbaiki.
Adapun saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di level yang cukup tinggi, yakni 5,75 persen, sedangkan suku bunga perbankan nasional di pasar uang yakni suku bunga IndONIA berada di level 5,53 persen pada 15 Maret 2023. Suku bunga kredit Februari 2023 berada pada level yakni 9,34 persen.
Risiko kredit yang terkendali, tercermin dari NPL perbankan nasional yang rendah yaitu sebesar 2,59 persen (bruto) dan 0,76 perse (neto) pada Januari 2023.
Kendati demikian, Ali mengingatkan pertumbuhan aset masih menjadi tantangan perbankan nasional lantaran tahun ini dan tahun depan merupakan tahun politik, yang cenderung menjadi penyebab melambatnya permintaan dari sektor korporasi.
BACA JUGA:
"Kondisi ini bisa berimbas kepada kesempatan pertumbuhan aset bagi perbankan," tuturnya.
Maka dari itu, ia menyebutkan pihaknya masih akan tetap memiliki strategi yang andal di tahun politik yaitu melalui konektivitas internasional untuk membuka banyak peluang bagi berbagai perusahaan Indonesia yang ingin menjelajahi bisnis, transaksi, atau kesempatan dengan pasar internasional.
"Strategi dilakukan baik dari sisi transaksi maupun konsultasi domestik, peminjaman, atau dari pasar modal," tambah Ali.