Jelang Ramadan, BI Sebut Ekonomi Tetap Kuat Didorong Permintaan Domestik dan Ekspor
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tetap kuat didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan konsumsi rumah tangga diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen.

“Investasi juga solid ditopang penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA),” ujarnya usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) dikutip Minggu, 19 Maret.

Menurut Perry, prospek permintaan domestik yang meningkat juga dipengaruhi dampak lanjutan perbaikan ekspor.

“Ekspor barang dan jasa diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya seiring perbaikan prospek ekonomi global,” tutur dia.

Dijelaskan bahwa perkembangan hingga Februari 2023 menunjukkan ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi, termasuk dari peningkatan ekspor batu bara, bijih logam, dan CPO ke China.

Selain itu, sambung dia, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara diperkirakan juga meningkat. Perry mengatakan, secara spasial, prospek ekspor yang lebih baik mendukung prospek ekonomi di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang lebih tinggi.

“Berdasarkan Lapangan Usaha, prospek sektor Industri Pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi dan pergudangan diperkirakan tumbuh kuat. Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen,” katanya.

Adapun, pada Ramadan tahun ini bank sentral memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Melalui program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idulfitri (Serambi) 2023, Bank Indonesia akan menyediakan uang tunai sebesar Rp195 triliun,” tutup dia.