Bagikan:

JAKARTA - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyatakan dunia berada di tengah-tengah pemulihan ekonomi yang rapuh. Hal ini akibat dampak pandemi COVID-19 serta konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dalam "Economic Outlook, Interim Report" yang dirilis mengutip Antara, Sabtu, 18 Maret, OECD memperkirakan ekonomi global tumbuh sebesar 2,6 persen tahun ini. Kemudian akan meningkat menjadi 2,9 persen pada tahun 2024 sebagai dampak abadi dari krisis Ukraina, seperti masalah pasokan energi dan inflasi tinggi.

"Penurunan harga energi telah berkontribusi pada peningkatan moderat dalam prospek global," kata OECD dalam sebuah pernyataan.

Laporan tersebut memperkirakan ekonomi China akan tumbuh paling cepat di dunia tahun ini, meningkat sebesar 5,3 persen, sedangkan ekonomi AS tumbuh sebesar 1,5 persen tahun ini dan 0,9 persen pada 2024.

Dalam rekomendasinya, OECD meminta negara-negara untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ditujukan untuk menurunkan inflasi dan menargetkan dukungan fiskal ke sektor-sektor yang terkena dampak paling parah.

"Serta mengambil langkah-langkah untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih besar," kutipnya.