JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Jago Tbk Kharim Siregar menyebut penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Regulator Perbankan California, Amerika Serikat, menjadi pembelajaran bagi perbankan untuk melakukan diversifikasi terhadap penyaluran dana.
"Kalau melihat kasus SVB itu, salah satunya mereka melakukan penempatan sebagian besar dana mereka kepada bonds atau surat utang negara," kata Kharim dikutip dari Antara, Jumat, 17 Maret.
Bank Jago pun berusaha melakukan diversifikasi dalam menyalurkan dana mereka melalui kerja sama dengan 38 partner strategis.
"Semua funds daripada nasabah yang masuk ke Bank Jago dibagi, salah satunya kita salurkan untuk menjadi pinjaman kepada 38 partners sehingga risikonya itu terdistribusi dengan baik," terangnya.
Dia meyakini diversifikasi yang dilakukan oleh Bank Jago sudah cukup baik sehingga tidak akan mengalami penutupan seperti SVB.
Penutupan SVB menurutnya juga tidak akan berdampak kepada Bank Jago, tetapi untuk itu pihaknya perlu terus menjaga kepercayaan masyarakat kepada sistem perbankan nasional, termasuk Bank Jago.
Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris menambahkan, meskipun berbasis teknologi, Bank Jago akan menjaga kinerja positif ke depan.
"Ada hal-hal fundamental yang harus kita jaga, antara lain risk management, balance sheet management, dan compliance kita dengan peraturan. Karena suka tidak suka, bank adalah industri yang didasarkan pada kepercayaan," katanya.
BACA JUGA:
Ia memandang perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, termasuk perbankan berbasis teknologi seperti Bank Jago, sudah tidak bisa lagi hanya mengucurkan uang untuk memasarkan layanan mereka, tetapi juga harus mulai membukukan keuntungan.
Pasalnya, pemberi dana seperti perusahaan modal ventura juga mulai memperhitungkan keberlanjutan usaha start up saat akan melakukan pendanaan.
“Kita harus profitable, tidak apa-apa kecil yang penting modal kita tidak berkurang,” katanya.