JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi dari grup Sinarmas milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang tahun 2022. MORA membukukan pendapatan sebesar Rp4,64 triliun pada 2022.
Dalam laporan keuangan perseroan yang dikutip Senin 6 Maret, pendapatan Moratelindo ini naik 11,19 persen secara tahunan dibanding 2021 yang sebesar Rp4,18 triliun. Pendorong pendapatan MORA ini adalah pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang meliputi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi domestik sebesar Rp1,07 triliun, internet Rp945 miliar, VSAT Rp629,2 miliar, dan jaringan internasional Rp377,7 miliar.
Sementara itu, pendapatan dari non-penyelenggaraan telekomunikasi sebesar Rp1,11 triliun dari proyek konsesi, Rp46,2 miliar dari pusat data, dan Rp422 miliar dari pendapatan lain-lain. Secara segmen, pendapatan MORA didorong oleh pendapatan telco sebesar Rp931,7 miliar, wholesale sebesar Rp688,9 miliar, retail Rp856,2 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp2,17 triliun.
Bersamaan dengan peningkatan pendapatan tersebut, MORA juga mencatatkan beban langsung sebesar Rp1,89 triliun atau meningkat 15,06 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp1,64 triliun.
BACA JUGA:
Peningkatan beban tersebut membuat laba kotor MORA menjadi sebesar Rp2,75 triliun, naik 8,68 persen dari Rp2,53 triliun secara yoy. Meski demikian, laba bersih MORA tercatat meningkat tipis 0,10 persen menjadi Rp579,5 miliar, dari Rp578,9 miliar secara YoY. Adapun hingga akhir 2022, MORA mencatatkan total aset senilai Rp14,9 triliun, naik dari akhir 2021 yang sebesar Rp14,5 triliun.
Jumlah liabilitas MORA turun menjadi Rp8,6 triliun, dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp10 triliun. Sementara itu jumlah ekuitas MORA naik menjadi Rp6,2 triliun di akhir 2022, dibandingkan akhir 2021 yang sebesar Rp4,5 triliun.