Pendapatan dari Batu Bara Melonjak 45,75 Persen, Bukit Asam Raup Rp42,65 Triliun
Ilustrasi Batu Bara (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat pendapatan tumbuh 45,75 persen menjadi Rp42,65 triliun sepanjang 2022. Besaran tersebut naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya di Rp29,26 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, Jakarta, 2 Maret, dari pencapaian tersebut, perseroan meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,57 triliun. Besaran tersebut naik 68,56 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp7,45 triliun.

Beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan dari Rp15,58 triliun tahun 2021 menjadi Rp24,68 triliun di 2022. Mencatat laba bruto sepanjang 2022 sebesar Rp17,97 triliun.

Adapun pendapatan penjualan batu bara naik 45,8 persen dari Rp28,87 triliun di 2021 menjadi Rp42,1 triliun sepanjang 2022. Adapun rinciannya dari pihak berelasi sebesar Rp20,64 triliun dan pihak ketiga Rp21,46 triliun.

Sementara itu, pendapatan dari aktivitas lain mencatat sebesar Rp549,27 miliar. Adapun rinciannya dari pihak berelasi dan pihak ketiga masing-masing Rp24,84 miliar dan Rp524,44 miliar.

Pendapatan dari aktivitas lainnya merupakan penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Adapun liabilitas tercatat Rp 16,44 triliun pada 2022, naik dari Rp 11,87 triliun pada akhir 2021. Pada 2022, liabilitas jangka pendek Rp 10,7 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang Rp 5,74 triliun. Pada 2022, liabilitas jangka pendek PTBA mencapai Rp 10,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 5,74 triliun.

Alhasil, liabilitas PTBA mencapai Rp 16,44 triliun atau naik 38,52% secara tahunan. Lalu, ekuitas PTBA mencapai Rp 28,91 triliun atau naik 19,22% secara tahunan dari Rp 24,25 triliun. Sementara, aset PTBA mencapai Rp 45,35 triliun atau tumbuh 25,56% dari tahun 2021.

Sementara total aset PTBA juga naik pesat menjadi Rp45,36 triliun sepanjang 2022. Di mana, naik 25,57 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp26,12 triliun.