Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendorong kementerian/lembaga yang mengelola aset negara untuk dapat terus mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga bisa memberi manfaat kepada masyarakat sekaligus menjadi instrumen penambah nilai komersial.

Menurut Menkeu, dirinya mendapati indikasi terjadi pembiaran terhadap aset negara apabila tidak mendapat sokongan finansial tertentu dari pemerintah. Padahal, beberapa aset itu \berada di lokasi yang cukup strategis dan berpotensi mendatangkan keuntungan.

“Bahkan ada yang di tengah-tengah keramaian atau kota. Tapi Badan Layanan Umum (pengelola aset) merasa tidak mendapat dukungan dari APBN atau suntikan (dana) dari kementerian yang menaunginya lalu didiamkan saja. Padahal jika dipikirkan itu adalah lokasi yang strategis dan bisa memberikan nilai yang luar biasa,” ujarnya di Jakarta pada Kamis, 2 Maret.

Menkeu menjelaskan, kondisi aset ‘tidur’ itu sudah pasti tidak akan memberikan manfaat secara keuangan bagi negara. Malahan, keberadaan aset ini bisa menimbulkan beban dari sisi biaya pemeliharaan yang harus dipenuhi.

“Nah, keberadaan Badan Layanan Umum (BLU) mempunyai peranan penting untuk menarik investasi dan melakukan kerja sama bisnis sehingga bisa memobilisasi kapital. Kalau tata kelolanya baik, pasti banyak investor yang mau bekerja sama. Bahkan untuk BLU yang tidak baik saja banyak diincar oleh investor yang gemes, ini kayaknya bisa (dioptimalkan asetnya),” kata dia.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 264 BLU yang berada di bahwa kementerian/lembaga. Adapun, beberapa contoh BLU adalah universitas berstatus negeri yang dikelola Kementerian Pendidikan, dan Rumah Sakit Bhayangkara yang dikelola oleh Polri.

Dari sisi kinerja, BLU pada tahun lalu berhasil meraih meraih pendapatan sebesar Rp89,5 triliun atau 113 persen dari target yang ditetapkan seiring telah pulihnya kegiatan di sejumlah lokasi.