Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa pada Januari 2023 permintaan pembiayaan di sektor korporasi terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono hari ini.

Menurut dia, berdasarkan survei permintaan dan penawaran perbankan diketahui bahwa Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1 persen.

“Mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, pinjaman atau utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri,” ujarnya saat melalui keterangan pers yang disiarkan hari ini, Jumat, 17 Februari.

Erwin mengungkapkan, sinyal positif perekonomian di awal tahun tidak hanya terjadi pada sisi produsen namun juga pada sisi konsumen.

Dia menyebut permintaan pembiayaan baru pada kelompok rumah tangga terindikasi meningkat di bulan lalu. Kata Erwin, mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa kredit multi guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan.

“Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing,” tegas dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut bahwa peningkatan konsumsi maupun produksi swasta di tahun ini bakal sangat menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Bos BI itu menyatakan sektor privat bersama dengan arus ekspor ke China menjadi dua game changer penting 2023.

“Kita berharap sektor swasta bisa melakukan konsumsi yang lebih tinggi di tahun ini seiring dengan pencabutan PPKM,” tutur Perry usai Rapat Dewan Gubernur pada tengah pekan ini.

Sebagai informasi, bank sentral mematok target pertumbuhan ekonomi 2023 di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen dengan titik tengah 4,9 pesen. Proyeksi terbaru kemudian dipertajam menjadi bias ke atas sebesar 5,1 persen untuk sepanjang tahun ini.