BEKASI - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Uni Emirat Arab (UEA). Sehingga mempersulit para pelaku UMKM untuk melakukan ekspor.
"Saya baru pulang dari Arab, kami (Indonesia-Arab) belum ada perjanjian (perdagangan), sehingga ada kesulitan, ya, tidak bisa jualan langsung," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kepada wartawan di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 10 Februari.
Zulkifli Hasan atau kerap disapa Zulhas ini mengatakan, apabila Indonesia selalu mengandalkan Singapura sebagai alternatif untuk melakukan penjualan, nantinya Indonesia akan selalu tertinggal dibandingkan negara lain.
"Kadang-kadang di sana banyak perantara, di sini banyak perantara. Nah, perantara di sana dan di sini susah, akhirnya melalui Singapura, kalau sudah seperti itu, kami kehilangan kesempatan lagi," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Zulhas, pihaknya tengah mengupayakan agar mempercepat pembuatan perjanjian perdagangan tersebut. Sebab, menurut dia, hubungan Indonesia dengan Arab, khususnya dalam hal perdagangan sudah terjalin sejak lama.
"Saya sudah datang ke sana (Arab). Nanti, kami akan buat perjanjian, apakah Free Trade Agreement (FTA) atau lebih luas, ini lagi proses. Maka kadang-kadang ada kendala, saya protes agar ini bisa dicepatkan," jelas dia.
BACA JUGA:
Meski begitu, Zulhas memastikan bahwa Indonesia tak perlu khawatir terkait kesulitan ekspor yang tengah dihadapi. Sebab, pihaknya masih terus mengupayakan agar perjanjian tersebut bisa segera selesai.
Sehingga ke depannya, para pelaku UMKM Indonesia dapat melakukan ekspor ke Arab Saudi dengan berbagai kemudahan.
"Jadi, sementara ada pilihan teman-teman (pelaku UMKM), kalau bisa (eskpor) dilakukan dengan mudah, langsung ke Arab, kalau tidak bisa melalui UEA, gitu, karena memang perjanjiannya belum selesai," tandasnya.